Oleh: Dr. Adian Husaini (Direktur Attaqwa College Depok)
Virus Corona makin mengganas di berbagai penjuru dunia. Pada 1 April 2020, virus ini dikabarkan telah menyebar di 203 negara dan menginfeksi 861.113 orang. Itu yang tercatat. Banyak negara diduga kuat belum mencatatnya secara akurat. Sejak 31 Januari 2020), WHO telah mengumumkan status Darurat Internasional Virus Corona.
Di Indonesia, virus Corona pun memaksa lembaga pendidikan merumahkan para muridnya. Akhirnya model pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi alternatif utama. Kuliah daring (online) pun segera membanjir di mana-mana.
Memanfaatkan serbuan Corona, saya telah menyampaikan 37 seri Kuliah Pendidikan Islam dan Pemikiran Kontemporer untuk para mahasiswa Attaqwa College dan disiarkan secara langsung melalui livestreaming. (Berikut rekaman video-videonya:
https://www.youtube.com/playlist… https://www.youtube.com/playlist…).
Para mahasiswa Attaqwa College pun diwajibkan membuat catatan kuliah dan telah disiarkan melalui facebook Attaqwa College. Berikut contoh catatan mahasiswa Attaqwa College: (https://www.facebook.com/atcodepok/posts/229980285040828?__tn__=K-R).
Untuk itulah, kami mengambil kebijakan para mahasiswa Attaqwa College tetap berada di Pesantren Attaqwa. Mereka dibatasi dengan ketat untuk keluar dan selalu diarahkan untuk berwaspada dan menjaga kesehatan. Serangan wabah Corona dioptimalkan untuk peningkatan pembinaan adab, pemikiran, ibadah harian, dan kesehatan fisik mereka. Alhamdulillah, para mahasiswa tetap sehat dan bersemangat.
Beberapa tahun sebelum serangan Corona, wacana disrupsi atau Revolusi Industri 4.0 sudah menjadi topik hangat di negeri kita. Berbagai sektor kehidupan mengalami ‘gangguan’ secara mendasar. Perkembangan moda komunikasi yang begitu cepat telah memaksa semua pihak untuk berubah. Siapa yang lamban, tergusur.
Lanjut BACA,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kampus-merdeka-beradab-di-era-corona