MAKNA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA 

MAKNA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA 

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id) 

    Salah satu tujuan penting bernegara – sebagai amanah dari Pembukaan UUD 1945 – asalah "mencerdaskan kehidupan bangsa". Pasal 31 ayat (c) UUD 1945 juga menyatakan:  "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang."
    Apa makna bangsa yang cerdas?  Secara intelektual, cerdas bermakna: bangsa kita menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi, secara spiritual (kejiwaan) kecerdasan jiwa diukur dari tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT. Pujangga besar Raja Ali Haji merumuskan untaian kata-kata indah dalam Gurindam 12: "Diantara tanda orang berakal, di dalam dunia ia mengambil bekal." 
    Jadi, orang cerdas adalah orang yang menjadikan kehidupan dunia ini sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. Dan bekal terbaik adalah ketaqwaan. Dalam konsep Islam, manusia memang merupakan paduan unik antara jasad dan ruh. Keduanya tidak terpisahkan. Cerdas secara intelektual sepatutnya juga cerdas secara spiritual. 
    Karena itulah, sejak awal turunnya al-Quran, manusia diperintahkan untuk membaca (iqra'), dengan nama Tuhan. Tujuan penting dari membaca ayat-ayat Allah adalah agar manusia mengenal Tuhannya dan kemudian beribadah kepada Allah SWT. Sebab, untuk "beribadah kepada Allah" itulah manusia diciptakan. 
    Karena itu, jika program mencerdaskan bangsa diartikan sebatas menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengeksploitasi alam, program itu masih bersifat parsial dan superfisial. Berbagai konsep pembangunan dan pendidikan yang ditujukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia, sejatinya hanya meletakkan bangsa kita menjadi satelit bagi negara-negara maju. 
    Karena itu, makna mencerdaskan kehidupan bangsa yang utama adalah kemajuan secara kejiwaan. Sebab, inilah landasan kemajuan bagi manusia dan masyarakat. Jiwa yang cerdas, menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah adalah jiwa yang kenal Tuhannya, Cinta Tuhannya, dan Taat pada Tuhannya. 
Jiwa cerdas semacam itu hanya bisa diraih melalui proses perjuangan yang berat, yang dalam Islam dikenal dengan istilah "tazkiyyatun nafs" (pembersihan jiwa). "Sungguh telah meraih kemenangan, orang yang mensucikan (jiwa)nya, dan merugikan orang yang mengotorinya." (QS Asy-Syams:9-10). 

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/makna-mencerdaskan-kehidupan-bangsa

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar