RAJA CHARLES III  VERSUS TRADISI KEBENCIAN KEPADA NABI MUHAMMAD

RAJA CHARLES III  VERSUS TRADISI KEBENCIAN KEPADA NABI MUHAMMAD

Artikel ke-1.313

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Hingga kini, masih beredar potongan video pimpinan Kerajaan Inggris saat ini, Raja Charles III, yang mengutip al-Quran. Video itu tersebar di beberapa platform media sosial. Pidato itu disampaikan Raja Charles dalam acara peringatan Hari Jadi Islamic Relief Gala Dinner ke-25 di London, Inggris, 18 Desember 2019.

            Sebelum mengakhiri pidatonya, Raja Charles III yang ketika itu masih sebagai Prince of Wales mengutip potongan QS al-Maidah ayat 32. Secara lengkap, ayat itu bermakna:  "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi." (QS Al Maidah/5: 32)

            Setelah kematian Ratu Elizabeth II,  Inggris dipimpin oleh Raja Charles III. Charles dikenal memiliki pemahaman dan sikap positif terhadap Islam. Ia pun mengaku pernah belajar bahasa Arab.

Tahun 2006, selama kunjungan ke Universitas Al-Azhar di Kairo Mesir, Raja Charles mengkritik penerbitan kartun Denmark setahun sebelumnya yang mengejek Nabi Muhammad. “Tanda sebenarnya dari masyarakat beradab adalah rasa hormat yang diberikan kepada minoritas dan orang asing. Perselisihan dan kemarahan mengerikan baru-baru ini atas kartun Denmark menunjukkan bahaya yang datang dari kegagalan kita untuk mendengarkan dan menghormati apa yang berharga dan suci bagi orang lain,” ujarnya. (Lihat: https://www.republika.co.id/berita/ri8x1a366/5-hal-tentang-hubungan-raja-charles-iii-dengan-islam).

Pandangan dan sikap Raja Charles terhadap Islam diharapkan semakin memupus sikap Islamofobia dan kebencian yang menyejarah terhadap Nabi Muhammad saw. Sebagaimana diketahui, dalam beberapa dekade terakhir, Eropa diwarnai beberapa peristiwa pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Selain pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw, ada beberapa peristiwa pembakaran Kitab Suci al-Quran.

Dalam bukunya, Muhammad: A Biography of the Prophet, Karen Armstrong mengungkap sejarah kebencian kaum Kristen Barat terhadap Muhammad saw. Pada abad ke-12, Peter the Venerable dari biara Cluny, mulai melakukan kajian yang lebih serius tentang Islam. Peter membentuk tim penerjemah yang menerjemahkan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Proyek terjemahan al-Quran dalam bahasa Latin pertama selesai tahun 1143 dibawah koordinasi Robert of Ketton.

 Peter terkenal dengan semboyannya agar dalam menghadapi kaum Muslim, jangan menggunakan kekerasan, senjata, atau kebencian. Tetapi, gunakanlah logika, kata-kata, dan kasih. Tetapi, orang seperti Peter the Venerable pun, menurut Armstrong juga mengidap mentalitas ’schizophrenic’ yang anti-Islam. Ketika Raja Louis VII dari Perancis memimpin Perang Salib II tahun 1147, Peter mengirim surat yang meminta Louis membunuh sebanyak mungkin kaum Muslim sebagaimana Moses dan Joshua membunuh kaum Amorit dan Kanaan.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/raja-charles-iii-versus-tradisi-kebencian-kepada-nabi-muhammad

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar