Oleh : Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ramadhan bulan mulia. Sejak memasuki bulan Rajab kita sudah berdoa : Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana. Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah (umur) kami pada bulan Ramadhan.
Sebagai muslim yang meyakini hal-hal ghaib, semisal soal pahala dan dosa, maka kita yakin dengan keistimewaan bulan Ramadhan. Di bulan inilah kita diberikan kesempatan untuk menabung pahala amal sebanyak-banyaknya, agar di akhirat nanti, timbangan amal baik kita lebih banyak daripada timbangan amal jahat; agar kita tidak muflis (bangkrut).
Rasulullah saw menyebutkan adanya orang-orang muflis di hari kiamat. Yaitu orang-orang yang amal-amal baiknya habis dibagikan kepada orang lain. Orang seperti ini bangkrut karena semasa di dunia tidak menyelesaikan berbagai urusannya dengan orang lain. Karena itulah, seyogyanya kita memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak tabungan amal baik di akhirat, agar cukup bekal, sekiranya amal-amal itu nantinya harus dibagikan kepada orang lain.
Dalam lapangan dakwah dan perjuangan Islam, kita sangat faham dan sering mengucapkan, bahwa umat Islam diwajibkan mengharmoniskan langkah perjuangan (bukan melebur organisasi) ; tapi saling berkoordinasi, saling mengenal, saling memahami, dan saling tolong menolong antara satu aktivis atau kelompok dakwah dengan yang lain. Bukankah kita sering mengatakan, bahwa umat Islam adalah laksana satu tubuh.
Allah sudah mengingatkan : ‘’Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang rapi seakan-akan mereka merupakan bangunan yang saling menguatkan satu dengan lainnya.’’ (QS ash-Shaf :4).
Wajar jika kita bertanya, apakah firman Allah itu sudah kita laksanakan ? Apakah dalam berjuang kita telah mengedepankan sifat ukhuwah Islamiyah ? Apakah kita mampu membuang sikap ashabiyyah (fanatisme golongan) dan mengedepankan kepentingan Islam di atas kepentingan diri dan golongannya?
Lanjut Baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ramadhan:-momentum-harmoniskanlangkah-perjuangan