Artikel ke-1.310
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Tragedi sepakbola di Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam, sungguh mengerikan. Malam itu ada pertandingan antara Persebaya Surabaya dan Arema Malang. Skor berakhir 3-2 untuk kemenangan Persebaya. Karena kecewa tim jagoannya kalah, maka suporter Arema melampiaskan kekecewaannya.
Entah kenapa kerusuhan itu kemudian semakin meningkat dan jatuhlah korban diperkirakan lebih dari 150 orang. Kasus ini sedang diinvestigasi pihak yang berwenang. Berbagai pihak sudah menyampaikan duka cita yang mendalam dan juga harapan agar tragedi seperti ini tidak terjadi lagi.
Presiden Joko Widodo langsung menginstruksikan agar Kompetisi Sepakbola Liga Indonesia itu dihentikan dulu dan dilakukan introspeksi total. Kapolri juga diperintahkan untuk melakukan investigasi secara menyeluruh.
Sudah puluhan tahun kompetisi Liga Indonesia itu digelar. Selama itu pula beberapa kali terjadi aksi-aksi kekerasan yang tidak diinginkan. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan untuk meredam terjadinya kekerasan.
Yang menyedihkan bukan hanya kelemahan dalam prosedur pengamanan dan keselamatan. Tapi, seperti ada konflik laten yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Yang terkenal adalah pertandingan antara Persija Jakarta dengan Persib Bandung dan antara Persebaya dan Arema Malang. Di sebuah group WA sampai ada yang menulis, bahwa di kalangan suporter ada yang berprinsip: “Arema boleh kalah dengan yang lain, tapi tidak boleh kalah dari Persebaya.”
Sepertinya, semangat seperti itulah yang tertanam dalam banyak penonton sepakbola di Malang malam itu. Suporter Arema sangat kecewa menerima kekalahan Tim-nya dari Persebaya. Padahal, laga malam itu sudah tidak dihadiri oleh suporter Persebaya. Alangkah memilukannya melihat jenazah korban yang rata-rata masih berusia belia. Mereka adalah anak-anak muda yang ikut menyemarakkan dunia persepakbolaan di tanah air.
Kekecewaan atas kekalahan dalam suatu pertandingan adalah hal biasa. Tetapi, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat adalah ketika kekecewaan itu berubah menjadi kekerasan dan tindakan anarkis. Karena itulah, kini semua pihak meminta agar dilakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya pertandingan, untuk perbaikan persepakbolaan kita.
Lanjut baca,