USTADZ ADI HIDAYAT PAPARKAN DAHSYATNYA KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

USTADZ ADI HIDAYAT PAPARKAN  DAHSYATNYA KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

 

Artikel ke-1.549

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Pada hari Selasa (30/5/2023), saya menghadiri undangan pemberian gelar Doktor Honoris Causa untuk Ustadz Adi Hidayat (UAH) di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Doktor HC untuk UAH adalah dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nasir hadir langsung dan menyampaikan sambutan dalam acara tersebut. Ada beberapa pejabat kampus di Timur Tengah yang hadir secara khusus. UAH dikenal memiliki hubungan luas di dunia internasional.

            Di zaman ini, mungkin gelar Doktor HC banyak dipandang hal biasa. Bahkan, tidak sedikit yang berkomentar di media sosial, bahwa UAH tidak memerlukan gelar itu. Ia pun sudah mendapat gelar Doktor HC di Turki. Pandangan semacam itu bisa dimaklumi, mengingat banyaknya kasus pemberian gelar Doktor HC atau Prof. HC yang dianggap lebih bernuansa politik.

            Tetapi, sebagai Ketua Program Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, saya menyaksikan sendiri, bahwa UAH memang sangat layak untuk mendapatkan gelar Doktor HC dalam bidang pendidikan Islam.

Bahkan, andaikan aturan mengizinkan, saya akan mengusulkan, ia layak mendapat gelar Doktor Pendidikan Islam dari UIKA Bogor. Cukup mendaftar dan ujian disertasi. Tanpa kuliah! Karya-karya tulisnya selama ini, juga karyanya yang nyata dalam dunia pendidikan Islam, serta buku Orasi lmiahnya saat penganugerahan gelar Doktor HC di UMJ tersebut, sudah patut dijadikan dasar kelulusannya sebagai Doktor Pendidikan Islam.      

            Buku Orasi Ilmiah UAH itu berjudul: "Manajemen Pendidikan Alquran dan Sunnah, serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan." Dalam buku ini, UAH menyebutkan, bahwa konsep pendidikan Islam yang ideal diwujudkan dalam istilah “ta’dib”.

            Merujuk kepada Kamus Lisanul Arab, karya Ibnu Manzhur, UAH menyatakan, bahwa kata ta’dib telah merangkum makna ta’lim. Secara terminologis, ta’dib bermakna: “Konsepsi pendidikan yang merangkai ta’lim dan tarbiyah melalui proses tazkiyah, hingga melahirkan insan cerdas berkepribadian mulia.”

            Konsep ini disebutkan dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 151, yang artinya: Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu (kandungan) Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”

            Konsep pendidikan ideal itu telah diterapkan oleh Nabi Muhammad saw, dan terbukti melahirkan manusia-manusia terbaik terbaik.  UAH menunjukkan sejumlah data hasil pendidikan Nabi yang mulia itu. Misalnya, dari 40 orang yang dididik di Makkah oleh Rasulullah saw, kemudian menghasilkan 12 ribu manusia-manusia pilihan di Madinah. 

            Selama 23 tahun masa kenabiannya, Rasulullah saw berhasil melahirkan beberapa pengusaha besar. Misalnya, Utsman bin Afwan r.a. yang kekayaannya senilai 850 juta USD, Zubair bin Awwam r.a. senilai 1 miliar USD atau setara dengan Rp 72 ribu triliun, serta Abdurrahman bin Auf r.a. dengan kekayaan sebesar 3,5 miliar USD di zamannya.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ustadz-adi-hidayat-paparkan--dahsyatnya-konsep-pendidikan-islam

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait