Artikel ke-1.676
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam situs https://www.katolisitas.org, dimuat satu artikel dengan judul: “Apakah Tuhan sama dengan Allah?” Disebutkan, bahwa: “Dalam bahasa Indonesia kedua kata ini berarti sama, dan demikian juga sesungguhnya di dalam bahasa aslinya.”
Pandangan agama Katolik tentang kata Tuhan dan Allah itu berbeda dengan pandangan Islam. Dalam pandangan Islam, Allah adalah nama Tuhan. Bukan sekedar sebutan untuk Dzat yag Maha Pencipta dan Maha Kuasa. Jika kata “Allah” disamakan dengan “Tuhan”, maka pertanyaannya adalah, mengapa kaum Kristen di Indonesia masih menggunakan kata Allah. Mengapa tidak digunakan kata Tuhan saja. Jika itu dikatakan sama saja.
Sebab, bagi orang muslim, Allah adalah nama Tuhan. Dan hanya Kitab Suci al-Quran yang secara tegas menyebut nama Tuhan adalah Allah. Itu disebutkan dalam al-Quran. Tuhan yang bernama Allah itu mengenalkan Diri-Nya sendiri kepada umat manusia: “Susungguhnya, Aku Allah. Tidak ada Tuhan selain Aku.” (QS Thaha: 14).
Karena nama Tuhan itu telah ditegaskan dalam al-Quran, maka sepanjang sejarahnya, umat Islam tidak berselisih paham tentang nama Tuhan. Jadi, Tuhan (Ilah) berbeda dengan Allah. Sebab, Ilah adalah “nakirah”, tidak menunjuk pada nama tertentu. Sedangkan Allah adalah nama Tuhan yang sudah dikenalkan kepada umat manusia oleh Tuhan Yang Maha Esa, itu sendiri. Jadi, umat Islam tidak berselisih tentang nama Tuhan.
Hal ini berbeda dengan yang terjadi dalam agama Kristen. Perdebatan tentang sebutan untuk Tuhan itu telah memicu perdebatan terus-menerus. Sebagai contoh, pada tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menemakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah.
Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini mengatakan: "Allah adalah nama Dewa Bangsa Arab yang mengairi bumi. Allah adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah.''
Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi "Eloim", kata "TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus" diganti dengan "Yesua", dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah".
Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya "Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh" yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama "Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini". Kelompok ini menegaskan, "Akhirnya nama "Allah" tidak dapat dipertahankan lagi."
Kelompok BYH mengedarkan brosur berjudul ”Siapakah Yang Bernama Allah Itu?” yang isinya mengecam penggunaan kata Allah dalam Kristen. Mereka menyebut penggunaan kata ”Allah” dalam Kristen sebagai satu bentuk penghujatan kepada Tuhan.
Kepada kaum Kristen, mereka menyeru dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan penggunaan kata ”Allah”: ”Stop! Stop! Stu-u-op! Jangan diteruskan hujatan Anda. Kalau Anda semula tidak tahu, pasti akan diampuni, tetapi sekarang melalui pembacaan traktat pelayanan ini, Anda menjadi tahu. Maka jangan diterus-teruskan! ... Maka, janganlah terlibat di dalam penghujatan Dia. (Hentikan hujatan Anda sekarang juga).” (dikutip dari buku Herlianto, Siapakah yang Bernama Allah Itu?), hal. 4).
Lanjut baca,
APAKAH “TUHAN” DAN “ALLAH” ITU SAMA (adianhusaini.id)