(Artikel ke-1.272)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada hari Ahad (21/8/2022), saya menghadiri acara peringatan 50 Tahun Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Saya diminta memberikan paparan tentang pesantren bersama KH Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo.
Bertindak sebagai Keynote Speaker adalah Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Kehadiran Prof. Muhadjir memiliki makna tersendiri bagi Pesantren Al-Mukmin Ngruki. Sebab, Menteri Muhadjir menyatakan, ia hadir di Pesantren Al-Mukmin bukan hanya atas nama pribadi, tetapi juga atas nama pemerintah RI. Ia hadir adalah seijin dan perintah Presiden Joko Widodo.
Bahkan, pada 17 Agustus 2022, Menteri Muhadjir juga menjadi Inspektur Upacara Bendera dalam Peringatan Proklamasi Kemerdekaan di Pesantren Al-Mukmin – yang lebih populer dengan nama Pesantren Ngruki. Tentu saja hal itu merupakan peristiwa bersejarah. Menurut Prof. Muhadjir dan para pimpinan Pesantren Ngruki, itulah Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI yang pertama kali diselenggarakan di Pondok Pesantren Ngruki.
Suasana peringatan 50 tahun Pesantren Ngruki hari itu memang unik. Itu diakui oleh seorang pimpinan yang berbincang dengan saya. Selain Menteri Muhadjir, ada sambutan resmi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berhalangan hadir karena sedang di Jakarta. Ada juga sambutan dari Bupati Sukohardjo. Pejabat pemerintah lain yang hadir adalah Danrem 074 Wirastratama dan pejabat Kepolisian.
Suasana itu seperti menggambarkan situasi dan kondisi Pesantren Ngruki yang baru, yang terasa harmonis dengan pemerintah. Prof. Muhadjir menyampaikan secara “blak-blakan” bahwa ada stafnya yang alumnus Pesantren Ngruki, tetapi tidak pernah menyatakan secara terbuka. Sejak hari itu, ujarnya, alumni Pesantren Ngruki tidak perlu khawatir menyebutkan nama almamaternya.
Dalam buku “Sejarah Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin” karya Dr. Muhammad Isa Anshory dan Dr. Mulyanto Abdullah Khoir (Sukoharjo: Humas Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, 2022), disebutkan bahwa Pesantren Al-Mukmin berdiri pada 10 Maret 1972. Sejumlah pendirinya antara lain: Ustadz Abdullah Sungkar, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Ustadz Yoyok Rasywadi, Ustadz Abdul Qohar Haji Daeng Matase, Ustadz hasan Basri, dan Ustadz Abdullah Baraja.
Berdirinya Pesantren Ngruki tidak lepas dari peran Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah). Pada awal tahun 1970-an, Ketua Dewan Da’wah Mohammad Natsir memberikan perhatian khusus kepada Kota Solo. Selain pernah menjadi basis PKI, kota Solo juga menjadi salah satu pusat aktivitas Kristenisasi.
Untuk menggerakkan dakwah di Kota ini, Pak Natsir mengamanahkan untuk mendirikan Pesantren dan Rumah Sakit Islam. Alhamdulillah keduanya berdiri dan masih beroperasi hingga kini. Bahkan, Pak Natsir juga hadir saat peresmian Pesantren Ngruki. Hadir juga dalam peresmian Pesantren Ngruki, Buya Hamka dan KH Imam Zarkasyi.
Jadi, sejak awal didirikan, Pesantren Al-Mukmin Ngruki diniatkan sebagai tempat kaderisasi ulama. Banyak kader Pak Natsir lulusan Timur Tengah yang kemudian dikirim ke Pesantren Ngruki untuk menjadi pengajar. Bertindak sebagai Mudir Pesantren yang pertama adalah Ustadz Abu Bakar Baasyir, yang juga alumnus Pesantren Gontor Ponorogo. Dalam ceramahnya, KH Hasan Abdullah Sahal menyatakan, bahwa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah teman seangkatannya di Pesantren Gontor. Begitu juga tiga pendiri Pesanren Ngruki lainnya.
Begitu besar peran Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sehingga bisa dimengerti, bahwa perjalanan Pesantren Al-Mukmin Ngruki tidak bisa lepas dari sosok Sang Ustadz. Dalam sejarahnya kemudian, Pesantren Al-Mukmin Ngruki dikenal sebagai pesantren yang militan dan “keras” dalam memperjuangkan tegaknya agama Islam.
Tentu saja itu tak lepas dengan kebijakan politik Orde Baru di tahun 1970-1980-an yang bersifat antagonis terhadap aspirasi Islam. Buku “Sejarah Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin” cukup panjang lebar menggambarkan situasi politik dan hubungan Pesantren Ngruki dengan pemerintah Orde Baru.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/babak-baru-sejarah-pesantren-al-mukmin-ngruki