Banyak cara yang dilakukan manusia untuk muhasabah (evaluasi diri). Salah satunya Adian Husaini, Ketua Program Studi Magister dan Doktor Pendidikan Islam Univeristas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, yang meluncurkan lima buku baru sekaligus dalam acara yang bertajuk “Launching 5 Buku dan Muhasabah 50 Tahun”.
Adianhusaini.net, Depok-- “Saya berharap karya-karya ini bisa memberi manfaat untuk orang lain, khususnya di bidang pendidikan agama. Mengingat tantangan umat Islam kian berat hari ini,” ungkap Adian Husaini dalam pengantarnya.
Lima buku tersebut berjudul “10 Kuliah Agama Islam”, “Liberalisasi Islam di Indonesia”, “Kerukunan Beragama dan Kontroversi Penggunaan Kata ‘Allah’ dalam Agama Kristen”, “Mewujudkan Indonesia Adil dan Beradab” serta “50 Tahun Perjalanan Meraih Ilmu dan Bahagia”.
Dalam judul buku yang disebut terakhir, Adian menceritakan sejumlah pengalaman dan pemikirannya dalam menghadapi dinamika tantangan dakwah yang kian berat dihadapi oleh umat Islam. [Baca: Luncurkan 5 Buku Baru, Adian Husaini Akan Diskusi Keliling Indonesia]
“Ada sejumlah hal yang tidak pernah saya sebut, itu lalu saya ceritakan di buku tersebut,” terang penulis kolumnis Catatan Akhir Pekan [CAP] di hidayatullah.com ini.
Menurut Adian, buku 50 tahun itu memiliki kekhasan tersendiri dibanding karya-karya lainnya. Di buku itu, cerita Adian, ia yang wawancara dan dia juga yang menjawab pertanyaan tersebut. Hal itu menurutnya sebagai upaya muhasabah diri atas perbuatan dan pemikirannya selama mengarungi 50 tahun perjalanan hidup.
“Ini buku unik, semuanya saya kerja sendiri sebagai bentuk muhasabah diri. Saya bertanya lalu saya jawab sendiri. Saya yang menulis dan mengeditnya bahkan cetak sendiri juga. Desain cover juga dikerja oleh anak saya, Bana Fatahillah,” cerita Adian.
Dalam pengantar buku 50 tahun tersebut, Adian juga mengungkapkan rasa syukurnya dan utang budi sedalam-dalamnya kepada seluruh guru yang telah berjasa menunjukkan jalan kebahagiaan yang hakiki.
Menurut Adian, guru itu tak sebatas yang mengajarkan ilmu pengetahuan di kelas semata. Tapi guru adalah siapa saja yang berjasa menunjukkan kebaikan dalam kehidupan manusia. Terkhusus kepada ibunya, Hj. Tamlikah, Adian secara khusus mengundang untuk hadir bersama keluarga lainnya di acara tersebut.
“Ibu saya adalah motivator terbaik yang saya punya,” ucap Adian sambil tersenyum di hadapan ibunya.
Di hadapan peserta yang memenuhi ruang Aula KH. Abdullah Siddiq, UIKA Adian lalu menceritakan suka duka perjalanannya menuntut ilmu.
Sejak kecil, cerita Adian, ia sudah belajar ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab di sejumlah surau dan pesantren. Di masa nyantri tersebut, Adian mengaku hidu menderita bahkan terserang berbagai penyakit kulit dan gatal-gatal. “Saat itu ibu saya justru memberi motivasi luar biasa,” ungkap Adian.
“Paman kamu itu dulu makannya daun, makanya ia jadi kiai,” ucap ibunya seperti ditirukan oleh Adian sambil tersenyum.
Sebagaimana diiketahui, Adian Husaini kini dikenal sebagai tokoh pendidikan Muslim yang produktif melahirkan berbagai karya. Salah satunya adalah novel pemikiran islami “Trilogi Kemi” dan “Wajah Peradaban Barat; Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal”.
Buku yang disebut terakhir lalu diganjar penghargaan sebagai buku terbaik kategori non fiksi dalam Islamic Book Fair (IBF), Jakarta 2006.
Setahun berikutnya buku Adian lainnya, “Hegemoni Kristen Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi” kembali berhasil menyabet penghargaan sebagai buku terbaik kedua dalam IBF Jakarta 2007.*/Masykur
Berita ini pernah dimuat di: https://m.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/12/29/86383/beginilah-gaya-adian-husaini-muhasabah-50-tahun-perjalanan-hidup.html