BERSYUKUR DAN BELAJAR DARI PERISTIWA 30 SEPTEMBER 1965

BERSYUKUR DAN BELAJAR  DARI PERISTIWA 30 SEPTEMBER 1965

 

Artikel Terbaru ke-2.006

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Umat Islam dan bangsa Indonesia patut bersyukur atas kegagalan kudeta Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Betapa tidak! Saat itu, hampir saja PKI berhasil mengambil alih kekuasaan negara Indonesia. Tidak sedikit pejabat tinggi negara dan tentara yang jelas-jelas tokoh PKI atau berpihak pada PKI.

Tapi, syukurlah, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, masih menyayangi bangsa kita. Negara Republik Indonesia diselamatkan dari cengkeraman kelompok yang memiliki paham dan sejarah yang mengerikan. Sastrawan terkenal dan pakar komunisme, Taufiq Ismail, menyebut Komunisme adalah ideologi penindas dan penggali kuburan massal terbesar di dunia. Dalam membasmi lawan-lawan politik, kaum komunis telah membantai 120 juta manusia, dari tahun 1917 sampai 1991. (Lihat buku:  Tiga Dusta Raksasa Palu Arit Indonesia: Jejak Sebuah Ideologi Bangkrut di Pentas Jagad Raya, (Jakarta: Titik Infinitum, 2007).

Di Indonesia, PKI juga mencatatkan sejarah hitam. Tahun 1948, PKI menculik satu demi satu pimpinan pesantren yang dianggap musuh. Yel-yel PKI adalah "Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati". (http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/10/09/nvyehw1-kisah-senyap-pembantaian-pki-1948).

            Kekejaman PKI tahun 1948 sangatlah jelas. Tapi, uniknya, dalam Pemilu 1955, PKI berhasil tampil sebagai pemenang Pemilu ke-4, dengan pemilih lebih dari 6 juta orang. Padahal, tahun 1952, anggota PKI tak lebih dari 8.000 orang. PKI menggunakan strategi propaganda yang canggih untuk meraih dukungan rakyat. Pada Pemilu 1955, PKI gencar mencitrakan diri sebagai pendukung utama Pancasila, pendukung utama Bung Karno, dan sahabat rakyat tertindas. (http://g30s-pki.com/strategi-front-persatuan-nasional-1-usaha-usaha-dan-taktik-pki-menjelang-pemilu-tahun-1955/).

            Belajar dari pengalaman sejarah PKI tersebut, umat Islam – khususnya para aktivis politik Islam – patut mengambil pelajaran dengan serius. Pandainya PKI melakukan pencitraan dalam meraih dukungan rakyat perlu dijadikan pelajaran. Kepiawaian PKI dalam propaganda pun perlu dikaji dan dijadikan bahan pelajaran. Jangan sampai rakyat tertipu dengan janji-janji indah yang berujung kepada penindasan, kekejaman, bahkan kehancuran.

            Para ulama sebenarnya sudah memahami bahaya propaganda PKI tersebut. Dalam acara Muktamar Ulama se-Indonesia 8-11 September 1957 di Palembang, dirumuskan satu ketetapan, bahwa: “Ideologi/ajaran Komunisme adalah kufur hukumnya, dan haram bagi umat  Islam menganutnya.”

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/bersyukur-dan-belajar--dari-peristiwa-30-september-1965

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait