Artikel Terbaru ke-1.928
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Situs tribunnews.com, (20/6/2024), menurunkan berita berjudul: “Guru Besar UPI: Mutu Pendidikan Jeblok Akibat Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah.” Disebutkan, bahwa Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Nanang Fattah menyoroti kualitas pendidikan di Indonesia yang terus menurun akibat inkosistensi kebijakan pemerintah. Dia menilai, menurunnya mutu pendidikan di Indonesia juga akibat kurangnya dukungan Pemerintah.
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR, Kamis (20/6/2024). "Jadi kalau mutu pendidikan sangat-sangat rendah wajar, saya dapat pahami dengan kemampuan daya bayar masyarakat yang rendah, dengan subsidi pemerintah yang masih jauh," kata dia, di ruang rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta.
Nanang menjelaskan, alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) awalnya diperuntukkan untuk sekolah-sekolah di bawah naungan Kemendikbud saja. "Sekarang salah sasaran. Kementerian, sekolah dinas bahkan lembaga-lembaga negara dikasih, disalurkan dari biaya itu, jadi ini inkonsistensi kebijakan," tandasnya.
Dari kanal YouTube kita dapat menyimak gagasan Prof. Nanang Fattah itu lebih lengkap. Yang menarik, salah satu usulan Prof. Nanang untuk menghemat anggaran pendidikan adalah pemotongan masa sekolah selama 4 tahun. Menurutnya, kalau mau mereformasi pendidikan, maka lama sekolah perlu dikurangi.
“Sekarang Reformasi pendidikan belum terjadi. Ketika jaman SBY presidennya, saya sudah merumuskan, kalau mau mereformasi pendidikan, harus diubah lama sekolah. Berani nggak SD dari enam tahun menjadi empat tahun. Berani nggak SMP dari tiga tahun jadi dua tahun. Berani nggak mengubah SMA jadi dua tahun,” kata Prof. Nanang yang dikenal sebagai pakar pembiayaan pendidikan.
Jadi, kata Prof. Nanang, wajib belajar secara nasional itu cukup delapan tahun; tidak perlu 12 tahun. Jika anak masuk SD umur 7 tahun, maka 8 tahun kemudian, pada umur 15 tahun ia sudah siap kerja atau siap kuliah. Jadi anak tidak terlalu lama di sekolah.
“Sekarang banyak pelajaran di ulang-ulang. Terlalu lama di sekolah. Empat tahun pemborosan. Harusnya 15 tahun sudah kerja. Ini warisan penjajah. Penjajahnya sudah pergi, sistemnya masih kita pakai, tambah Prof. Nanang.
Untuk itu, ia mengusulkan perubahan pada kurikulum pendidikan. Yakni, 70 persen life skill, dan 30 persen teori. Metode dan strategi pembelajarannya harus diubah. Kuncinya, kurikulum yang baik dan guru atau dosennya berkompeten,” tambahnya.
Prof. Nanang juga menyampaikan, agar pada tingkat SD, pendidikan kita difokuskan pada pembentukan moral atau akhlak yang baik. Setelah itu, di tingkat menengah, mulai difokuskan pada penguasaan sains dan teknologi.
Lanjut baca,
GURU BESAR PENDIDIKAN USULKAN PEMOTONGAN MASA SEKOLAH 4 TAHUN (adianhusaini.id)