HAKIKAT MANUSIA TIDAK BERUBAH, PENDIDIKAN YANG MENGUBAH KUALITASNYA

HAKIKAT MANUSIA TIDAK BERUBAH,  PENDIDIKAN YANG MENGUBAH KUALITASNYA

 

Artikel Terbaru ke-2.203

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Dalam berbagai acara diskusi pendidikan, saya sering mendapat keluhan dari para guru, bahwa mendidik anak-anak di zaman sekarang jauh lebih berat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Seolah-olah, anak-anak zaman sekarang lebih malas, lebih manja, dan kurang hormat kepada guru.

            Terhadap pernyataan seperti itu, saya menyampaikan, bahwa sebenarnya secara fisik, manusia (bani Adam) itu tidak berubah. Sejak Nabi Adam sampai Hari Kiamat, manusia itu tetap manusia. Secara hakiki, manusia terdiri atas jiwa dan raga yang berpadu secara khusus menjadi satu kesatuan yang unik.

            “Maka, apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan)-nya dan telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, menyungkurlah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS al-Hijr: 39).

            Hakikat manusia dengan jiwa raganya itulah yang tidak berubah sepanjang zaman. Karena sampai Kiamat nanti, konsep-konsep pendidikan dalam al-Quran dan dicontohkan penerapannya oleh Rasulullah saw juga tidak berubah sepanjang zaman. Konsep itu tetap relevan untuk manusia, dimana saja dan kapan saja berada.

            Karena itu, pendidikan ideal untuk manusia di zaman sekarang TIDAK BERBEDA dengan pendidikan ideal di masa lalu. Konsep pendidikan ideal yang memadukan antara adab dan ilmu secara harmonis tetap berlaku sepanjang zaman.

            Tubuh manusia memerlukan asupan makanan yang bermutu untuk menyehatkan badannya. Begitu juga jiwa manusia! Manusia harus memberikan asupan yang sehat untuk jiwanya berupa ilmu-ilmu yang bermanfaat.

            Syekh al-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’allim mengibaratkan ilmu-ilmu fardhu ain seperti makanan pokok; sedangkan ilmu-ilmu fardhu kifayah seperti obat-obatan. Obat-obatan itu diperlukan manusia dalam kondisi dan dosis tertentu. Jangan sampai ilmu fardhu kifayah diperlakukan sebagai makanan pokok, sehingga terjadi kekacauan pemikiran dan jiwa manusia.

            Misalnya, ilmuwan yang menguasai berbagai bidang sains, tetapi buruk akhlaknya, maka ilmunya itu akan merusak diri dan masyarakatnya. Ia akan menjadi manusia yang sombong dan mungkin sekali ia akan tega melakukan korupsi. Dokter yang buruk akhlaknya akan tega membebani pasiennya dengan aneka rupa pengobatan yang tidak diperlukan oleh pasiennya. Yang ia pikirkan adalah bagaimana mengeruk kekayaan.

            Karena itulah, meskipun sudah berlalu 1400 tahun, konsep-konsep pendidikan dan kehidupan Rasulullah saw tetap relevan untuk diterapkan di zaman ini. Sebab, konsep itu merupakan panduan dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, sehingga pasti cocok untuk manusia.

            Yang berubah dari zaman ke zaman adalah sarana dan prasarana kehidupan, termasuk alat-alat komunikasi. Sedangkan hakikat manusianya tidak berubah. Karena itu, secara hakiki model pendidikan ideal tidak berubah.

Model pendidikan ideal tidak berubah, yakni harus memadukan adab dan ilmu secara harmonis. Adab diutamakan, termasuk adab terhadap ilmu. Tempatkan ilmu-ilmu fardhu ain lebih tinggi dan lebih diutamakan daripada ilmu-ilmu lainnya. Inilah resep ideal untuk menyusun kurikulum pendidikan agar sesuai dengan hakikat atau fitrah manusia.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/hakikat-manusia-tidak-berubah,--pendidikan-yang-mengubah-kualitasnya

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait