Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pakar sejarah Arnold Toynbee menekankan pentingnya peran agama dalam suatu peradaban. Toynbee tidak menekankan pada wacana clash of civilizations, sebagaimana Samuel Huntington. Tapi, ia lebih menekankan aspek 'peran dinamis agama dan spiritualitas dalam kelahiran dan kehancuran satu peradaban'.
Ia menyimpulkan, bahwa banyak peradaban yang hancur (mati) karena 'bunuh diri' dan bukan karena benturan dengan kekuatan luar. Dalam studi yang mendalam tentang kebangkitan dan kehancuran peradaban, Toynbee menemukan, bahwa agama dan spiritualitas memainkan peran sebagai 'chrysalis' (kepompong), yang merupakan cikal bakal tumbuhnya satu peradaban.
Antara kematian dan kebangkitan satu peradaban baru, ada kelompok yang disebut Toynbee sebagai 'creative minorities' – yang dengan spiritual yang mendalam (deep spiritual) atau motivasi agama (religious motivation) – bekerja keras untuk melahirkan satu peradaban baru dari reruntuhan peradaban lama.
KareNa itu, aspek spiritual memainkan peran sentral dalam mempertahankan eksistensi suatu peradaban. Peradaban yang telah hilang inti spiritualitasnya, maka ia akan mengalami penurunan (Civilizations that lost their spiritual core soon fell into decline). (Lihat, Patricia M. Mische 'Toward a Civilization Worthy of the Human Person', introduction dalam buku Toward Global Civilization? The Contribution of Religions, Peter Lang Publising. Inc., New York, 2001, hlm. 6).
Lanjut baca,