Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Sudah saatnya kita belajar dari sejarah. Gonta-ganti presiden, menteri, dan gubernur, tidak banyak membawa perubahan yang terjadi pada negara kita. Reformasi tahun 1998 yang menjanjikan kebebasan dan kemakmuran. Kini banyak yang bertanya hasilnya dan bahkan ada yang merindukan kembali kepemimpinan Presiden Soeharto.
Seperti biasa, para kandidat kepala daerah berlomba-lomba menawarkan gagasan pembangunan ekonomi yang meningkatkan kemakmuran dan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi. Tentu saja, itu tawaran yang menarik bagi semua masyarakat.
Tapi, sebagai orang muslim, sepatutnya kita memiliki cara pandang yang khas tentang kemajuan dan kesuksesan pembangunan masyarakat. Al-Quran secara tegas menyebutkan, bahwa Allah menjanjikan keberkahan bagi satu negeri yang penduduknya beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. (QS 7:96).
Maka, selain melihat kualitas dan kapasitas pribadi calon kepala daerah, yang lebih perlu dijadikan sebagai indikator utama untuk memberikan dukungan kepada sang calon adalah program pembangunannya yang Islami. Apakah calon gubernur atau calon bupati/walikota itu memiliki program serius dalam meningkatkan iman, taqwa, dan akhlak mulia penduduknya!
Sebagai contoh, untuk Pilkada DK Jakarta, kita berharap ada calon gubernur yang menawarkan program akan mewajibkan seluruh anak sekolah lulusan SD yang muslim wajib dan bisa melaksanakan shalat lima waktu dan bisa membaca al-Quran dengan benar. Sebab, memang itulah yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw.
Maka, kewajiban orang tua dan guru adalah melaksanakan perintah Nabi tersebut. Dan sebagai pembuat kebijakan, maka gubernur yang muslim wajib membuat kebijakan sesuai dengan tuntunan Nabi tersebut.
Lanjut baca,