(Artikel ke-1242)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Hari ini, Jumat (22 Juli 2022), saya mengisi dua acara di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina, Kota Bukittinggi. Pertama, mengisi pengajian karyawan Rumah Sakit. Dan kedua, menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Asy-Syifa.
Di sela-sela kedua acara itu, saya diajak Direktur Rumah Sakit untuk berkeliling melihat-lihat sejumlah fasilitas dan sejarah perjalanan RSI Ibnu Sina. Ada satu objek menarik: sebuah foto Mohammad Natsir, berlatar belakang serangkaian tulisan berbunyi sebagai berikut:
Kepada Yth. Engku-engku Alim Ulama dan pemuka-pemuka masyarakat Islam di Sumatera Barat. Assalaamu’alaikum w.w.
Dengan hormat. Menurut hemat saya, bahwa usaha untuk menghadapi tantangan yang sudah semakin berat terhadap aqidah umat Islam, terutama di Sumatera Barat ini, tidak mencukupi lagi kalau hanya dilakukan dengan cara-cara sebagai selama ini.
Kalau cara gerak itu tidak segera kita ubah, dengan membuat amal-amal yang nyata, seperti mendirikan sebuah rumah sakit Islam di daerah ini, dan yang semacam ini, maka suatu kali umat ini akan menghadap kepada kita sendiri.
Baiklah pemikiran ke arah usaha ini, engku-engku mulai. InsyaAllah pekerjaan itu nantikita hadapi bersama-sama. Mudah-mudahan Allah SWT akan membukakan jalan untuk kita. Amin.
Wassalam, ttd. M. Natsir.
*****
Surat Pak Natsir itu tertanggal 2 Juli 1968. Dalam tulisan ini, ejaannya sudah disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Disebutkan, bahwa surat itu adalah hasil percakapan Pak Natsir dengan HDT Tan Kabasaran, seorang tokoh Islam di Sumatera Barat. Surat inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya RSI Ibnu Sina YARSI Sumatera Barat.
Kini, YARSI Sumatera Barat mengelola enam buah Rumah Sakit. Keenam RSI itu didirikan di era Pak Natsir, yang wafat tahun 1993. RSI Ibnu Sina di Bukittinggi adalah yang pertama didirikan pada tahun 1969. Pada hari Kamis (21/7/2022), saya berkesempatan mengisi pengajian karyawan RSI Ibnu Sina di Kota Padang.
Yang menarik adalah prestasi RSI Ibnu Sina di Bukittinggi yang dikenal sebagai RS terbaik di Kota Bukittinggi. Sejarah RSI Ibnu Sina ini dimulai dengan peresmian Balai Kesehatan YARSI Sumatera Barat oleh Proklamator Mohammad Hatta pada 30 Oktober 1969. Pada 11 Desember 2019, Komisi Akreditasi Rumah Sakit memberikan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan kelulusan tingkat PARIPURNA (Bintang Lima).
Kita perlu mencermati pesan Mohammad Natsir kepada para tokoh Islam di Sumatera Barat tersebut: “Kalau cara gerak itu tidak segera kita ubah, dengan membuat amal-amal yang nyata, seperti mendirikan sebuah rumah sakit Islam di daerah ini, dan yang semacam ini, maka suatu kali umat ini akan menghadap kepada kita sendiri.”
Inilah satu contoh visi dakwah yang tajam. Pak Natsir menyampaikan gagasan dan visi dakwah yang antisipatif ke masa depan. Bahwa, dakwah bukan hanya dilakukan dalam bentuk ceramah atau tulisan, tetapi perlu juga dilakukan dalam bentuk ‘dakwah bil hal’; dalam bentuk amal yang nyata. Alhamdulillah, visi Pak Natsir itu telah menampakkan hasil yang wajib disyukuri.
Lanjut baca,