Artikel Terbaru ke-1.992
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dua tahun lalu (3/10/2022), saya menulis artikel berjudul: “Anies Dicalonkan Karena Yang Terbaik Dari Yang Terbaik.” Hari itu ada peristiwa besar, yaitu pencalonan resmi Anies R. Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Anies Baswedan akan diusung oleh Partai Nasdem pada Pilpres 2024.
Yang menarik adalah alasan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, saat mengumumkan capres resmi Partai Nasdem: "Pilihan capres Nasdem adalah yang terbaik daripada yang terbaik. Inilah akhir Nasdem memberikan seorang sosok Anies Baswedan." "Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya: Why not the best?" kata Surya Paloh.
Kita tahu apa yang kemudian terjadi. Anies resmi menjadi calon presiden berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Dan lebih dari 40 juta rakyat Indonesia kemudian memberikan suaranya untuk Anies. Dengan slogan gerakan perubahan yang diusungnya, kampanye Anies mampu menarik dukungan orang-orang yang mencita-citakan perubahan bagi bangsa Indonesia.
Soal kapasitas Anies sebagai tokoh yang mumpuni sudah tidak diragukan. Apalagi, setelah ia lulus ujian yang sangat berat, sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berbagai upaya untuk menjatuhkannya sudah dilakukan. Tetapi, tetap saja, upaya itu gagal.
Tampaknya, Surya Paloh ketika itu mempunyai prediksi dan naluri bahwa
rakyat Indonesia sudah rindu dengan perubahan yang nyata. Itulah yang dalam banyak hal sudah dilakukan Anies selama menjadi gubernur di Jakarta. Yang juga menarik dari Anies adalah sikapnya yang dingin dan tenang dalam merespon berbagai serangan dari para pembencinya.
Berbagai tuduhan terhadap Anies sebagai tokoh intoleran sudah beberapa kali dilakukan. Toh, akhirnya upaya stigmatisasi itu pun gagal dilakukan. Anies tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Menyimak latar belakang keluarga aktivitas organisasinya, Anies bisa dikatakan salah satu kader potensial negarawan muslim yang mumpuni.
Apalagi, kakeknya adalah seorang pejuang kemerdekaan, dan pahlawan nasional. Darah pahlawan mengalir dalam tubuhnya. Tentulah, para pendukung Anies dari kalangan muslim memahami, bahwa memilih pemimpin adalah suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Karena itu, pilihan itu akan dipertanggungjawabkan, dunia akhirat. Islam memandang kepemimpinan adalah hal yang sangat penting, sehingga jangan asal pilih atau salah pilih.
Panduannya sederhana: pilihlah yang terbaik dari calon-calon yang ada! Kriteria terbaik tentulah berdasarkan panduan ajaran Islam. Pemimpin harus adil. Sebab, pemimpin yang adil akan mendapatkan anugerah dari Allah.
Dalam Kitab Siyasah Syar’iyyah, karya Ibnu Taymiyyah, disebutkan satu hadits Nabi yang menyatakan, bahwa siapa yang memilih pemimpin, tetapi pada saat yang sama ia tahu ada yang lebih baik dari itu, maka ia sungguh telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itu, jangan dianggap hal sepele, upaya untuk memilih pemimpin yang baik.
Akan tetapi, sebagai orang beriman, kita juga yakin dengan keputusan Allah SWT. Apa yang terjadi pasti atas kehendak Allah juga. Anies kalah dalam percaturan Pilpres. Apa pun alasannya. Sidang di MK pun akhirnya memenangkan Prabowo-Gibran.
Langkah berikutnya, atas ijtihad politiknya, Anies memilih maju sebagai calon gubernur Daerah Khusus Jakarta. Tapi, kita pun tahu ujungnya. Percaturan politik kepartaian menyingkirkan Anies dari percalonan gubernur Jakarta. PKS dan Nasdem memilih jalan mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono.
lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/insyaallah,-anies-akan-menemukan-jalan-terbaiknya