KASIHAN SEKALI JIKA KAUM MUSLIM TIDAK PAHAM SIAPA MUSUH TERBESARNYA

KASIHAN SEKALI JIKA KAUM MUSLIM  TIDAK PAHAM SIAPA MUSUH TERBESARNYA

 

Artikel Terbaru ke-2.218

Oleh: Dr. Adian Husaini(www.adianhusaini.id)

 

           Al-Quran banyak sekali menjelaskan tentang pentingnya pemahaman terhadap musuh utama manusia, yaitu setan. Bahkan, setan itu disebut musuh yang nyata (‘aduwwun mubinun). Setan ada dua jenis: setan jenis jin dan setan jenis manusia. Aktivitas mereka adalah menyebarkan kata-kata indah dengan tujuan untuk menipu manusia (QS Al-An’am: 112).

           Nah, dalam konteks peradaban, umat Islam wajib memahami tantangan terbesar dan terberat adalah dominasi peradaban Barat yang bersifat sekular dan materialis. Prof. Naquib al-Attas menjelaskan tentang pentingnya umat Islam memahami musuh (rival) peradabannya.

             “Seperti juga dalam ilmu peperangan kau harus mengenali siapakah dia seterumu itu… maka begitulah kau akan lebih insaf lagi memahami nasib serta kedudukan Islam dan kau sendiri dewasa ini apabila penjelasan mengenai seterumu itu dapat dipaparkan terlebih dahulu.”  (SMN al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, 1973).

Peradaban Barat selalu berusaha mendominasi bangsa-bangsa lain adalah dengan berbagai senjata, baik politik, militer, maupun ilmu dan pendidikan. Peradaban ini, menurut Muhammad Asad, pada intinya adalah anti-agama. Karena itu, kasihan sekali anak-anak muslim yang tidak menyadari bahaya dominasi peradaban Barat dalam dunia ilmu dan pendidikan.

Prof. al-Attas mengingatkan, bahwa tantangan terberat yag dihadapi umat Islam saat ini adalah tantangan ilmu yang dikonsepkan dan disebarluaskan oleh peradaban Barat. Inilah ilmu yang merusak manusia; yang menjauhkan manusia dari Tuhannya. Bahkan, ilmu ini mendorong manusia agar membangkang pada Tuhannya.

Dalam makalahnya yang berjudul “Islam and the Challenge of Modernity: Divergence of Worldviews”, Al-Attas mengritik konsep desakralisasi alam ilmuwan sekular, yang melepaskan keterkaitan alam dengan segala unsur Ketuhanan. Ia menekankan, bahwa alam bukanlah entitas Ketuhanan, tetapi merupakan bentuk yang memanifestasikan Ketuhanan. (Nature in itself is not a Divine entity but a symbolic form that manifests the Divine).

 Agama menentang desakralisasi. Itu  jika desakralisasi diartikan sebagai pembuangan semua makna spiritual dalam pandangan terhadap alam. Atau,  jika desakralisasi diartikan sebagai pembatasan terhadap metode pemahaman manusia terhadap metode ilmiah (scientific method) yang diajukan oleh filsafat dan sains sekular.

Dalam pandangan Islam, alam ini adalah makhluk Allah. Alam ini adalah tanda-tanda (ayat-ayat) Allah. Manusia diperintahkan memahami tanda-tanda itu agar mengenal Allah dan kemudian rela dan ikhlas tunduk kepada-Nya. Inilah makna kebahagiaan yang hakiki. Yakni, ketika manusia hidup dalam keyakinan dan ketaatan kepada Sang Maha Pencipta.

Saat ini kita hidup dalam kubangan peradaban sekular-materialis. Indikator utama keberhasilan pendidikan diukur dari aspek duniawi dan materi. Universitas dikatakan hebat dan tinggi nilai rankingnya jika lulusannya banyak jadi pejabat atau bekerja di sektor yang banyak menghasilkan uang.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kasihan-sekali-jika-kaum-muslim--tidak-paham-siapa-musuh-terbesarnya

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait