MEMBANGUN PERADABAN MULIA MENYAMBUT SERBUAN TENAGA KERJA ASING

MEMBANGUN PERADABAN MULIA MENYAMBUT SERBUAN TENAGA KERJA ASING

Artikel ke-1428

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Provinsi Sulawesi Tengah (Suteng) sedang diuji dengan kekayaan alam yang sangat melimpah dan serbuan Tenaga Kerja Asing (TKA). Kehadiran perusahaan-perusahaan asing dan TKA di Sulawesi Tengah menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam dan juga seluruh rakyat Sulteng dan bangsa Indonesia.

Sesuai amanah UUD 1945, maka,  bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, sepatutnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tetapi, ada banyak tantangan dan kendala untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan itu. Ada masalah peraturan, kebijakan, dan juga kualitas birokrasi.

Tetapi, apa pun kondisinya, umat Islam tidak boleh menyerah dalam menghadapi masalah. Umat Islam adalah ummatud-da’wah; umat pejuang yang mendapat amanah untuk mewujudkan peradaban mulia; membangun tatanan kehidupan yang adil, makmur, dan bahagia.

Apa pun kondisi dan tantangan yang ada, umat Islam harus menjadi umat terbaik, agar bisa menjadi contoh dan pemimpin bagi umat lainnya (QS Ali Imran: 110).  Karena itulah, umat Islam berkewajiban menempa diri menjadi umat terbaik; dan itu harus dilakukan melalui proses pendidikan. Manusia-manusia unggul inilah yang berkemampuan untuk membangun satu peradaan mulia di bumi Sulteng.

Pada tanggal 29 Januari 2023, saya diminta mengisi Kuliah Subuh di Masjid Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Temanya: “Menjadikan Masjid Sebagai Pusat Dakwah yang Mencerahkan.” Penyelenggaranya adalah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Palu. Ketua DMI Palu adalah seorang perwira menengah polisi.

Dalam kesempatan itu, saya mengajak para hadirin untuk merenungkan kembali QS at-Taubah ayat 18: Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Jadi, al-Quran mengingatkan, bahwa gagasan dan usaha untuk menjadikan masjid-masjid sebagai pisat dakwah, pusat pendidikan, atau pusat peradaban, bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM).  Kualitas SDM tergantung pada kualitas pendidikannya. Dalam hal inilah masjid bisa berperan besar menjadi pusat pendidikan.

Kepada para jamaah di Kota Palu, saya mengingatkan, bahwa kita sudah memasuki era disrupsi; zaman serba internet. Dunia sudah berubah. Salah satu peluang strategis membangun pendidikan yang unggul adalah memanfaatkan masjid sebagai wahana pendidikan yang ideal.

Jangan memisahkan masjid dengan pendidikan! Sebab, masih ada yang berpikir, bahwa pendidikan sama dengan sekolah. Dan sekolah dianggap lebih penting dari masjid.  Anak diwajibkan ke sekolah, tapi tidak diwajibkan ke masjid. Tak jarang kita jumpai, sekolah-sekolah dibanjiri anak-anak, tetapi masjidnya sepi dari anak-anak. Khususnya saat shalat jamaah subuh.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/membangun-peradaban-mulia-menyambut-serbuan-tenaga-kerja-asing

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait