Artikel Terbaru (ke-1.666)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 12 Rabi’ulawwal 1445 Hijriah ini, Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo (Gontor) genap berumur 100 tahun. Jadi, selama seabad ini, Gontor sudah menorehkan peran besar dalam kemajuan dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Gontor bukan hanya mampu bertahan dan berkembang, tetapi Gontor juga menjadi salah satu kiblat pendidikan Islam di Indonesia.
Dalam catatannya untuk 100 tahun Pesantren Gontor, Dr. Henri Shalahuddin – seorang alumni Gontor – menyebutkan, bahwa pendirian Pondok Gontor yang baru tidak lepas dari tekad Ibu Nyai Santoso yang mengantarkan ketiga puteranya – K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannanie, K.H. Imam Zarkasyi – untuk memperdalam ilmu ke beberapa lembaga pendidikan Islam. Harapan beliau agar kelak mereka itu dapat menghidupkan kembali Pondok Gontor Lama yang telah mati.
Pondok Modern Gontor didirikan oleh tiga pemuda adik beradik yang saat itu masih muda belia. KH. Ahmad Sahal berusia 25 tahun, KH. Zainuddin Fanani berusia 18 tahun, dan KH. Imam Zarkasyi berusia 16 tahun. Sulit dibayangkan dalam usia sebelia itu alam pikiran mereka sudah melampaui zaman dan lingkungan tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan dan informasi. Para pendiri itu kemudian dikenal dengan sebutan “Trimurti”.
Henri Shalahuddin menyebut beberapa falsafah pendidikan para pendiri Pesantren Gontor, antara lain:
(1). Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia degan pena. (KH Imam Zarkasyi)
(2). Ya, Allah dari pada aku melihat bangkai Pondokku, pundutlah (matikanlah) aku lebih dahulu. (KH Ahmad Sahal)
(3) Kalau makan, minum dan tempat tidur saya lebih baik daripada makan, minum dan tempat tidur anak-anak saya (santri saya), supaya anak-anak protes. ( KH Ahmad Sahal )
(4) Saya malu kalau rumah saya lebih baik dari pada Masjidnya. ( KH Ahmad Sahal )
(5). Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu. (KH Imam Zarkasyi)
(6) Berdiri diatas dan untuk semua golongan. (TRIMURTI )
(7) Motto pendidikan : "Berbudi tinggi berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas." (TRIMURTI)
(8) Panca Jiwa Pondok, yaitu: Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, kebebasan. (TRIMURTI )
(9) Hidup sekali hiduplah yang berarti. (KH Imam Zarkasyi)
(10) Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. (KH Ahamad Sahal)
Lanjut baca,
MENYAMBUT 100 TAHUN PESANTREN GONTOR (adianhusaini.id)