Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam beberapa kali pelajaran “Islamic Worldview” di Pesantren at-Taqwa untuk santri tingkat SMA saya menjelaskan ciri-ciri kaum Yahudi dan Nasrani. Sebab, dua kaum inilah yang namanya banyak disebut dalam al-Quran.
Bukan itu saja. Setiap hari, kaum Muslimin berdoa dalam shalat: “Ya Allah, tunjukkan kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat; dan bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.” Rasulullah saw menyebutkan bahwa al-maghdhuub adalah al-Yahuud, dan al-dhalliin adalah al-Nashara. SMA Pesantren at-Taqwa bernama Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilizations (PRISTAC).
Rasulullah saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR Bukhari). Jadi, setiap hari, seorang muslim, minimal 17 kali berdoa agar terhindar dari jalannya orang-orang Yahudi.
Doa bukan sekedar ucapan, tapi harus disertai dengan ikhtiyar sunguh-sungguh untuk mencapainya. Jika kita berdoa agar diberi ilmu yang bermanfaat, tentu itu menunjukkan kewajiban untuk belajar sungguh-sungguh. Begitu juga doa meraih rizki yang halal, harus dilaksanakan dalam bentuk usaha yang nyata.
Nah, berdoa agar terhindar dari jalan Yahudi, pun perlu diaplikasikan dengan sungguh-sungguh. Langkah terpenting adalah belajar tentang karakter-karakter Yahudi, sehingga tidak terjebak ke jalan-jalan Yahudi itu. Rasulullah saw sudah mengingatkan: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Muslim).
Para santri atau pelajar tingkat SMA rata-rata sudah memasuki usia akil-baligh. Mereka sudah dewasa. Mereka sudah mukallaf. Artinya, mereka sudah terkena kewajiban menjalankan syariat Islam, memiliki keimanan yang benar, dan berakhlak yang benar pula. Mereka sudah bertanggung jawab terhadap diri mereka.
Karena itu, para santri tingkat SMA ini sudah harus paham dengan baik, karaker Yahudi yang begitu banyak disebutkan dalam al-Quran. Tujuannya tak lain agar para santri itu selamat dari jalan-jalan yang menyimpang dari shirathal mustaqim. Jangan sampai para pelajar tingkat SMA belum paham apa-apa tentang ciri-ciri kaum Yahudi-Nasrani, sehingga berpeluang besar – mungkin tanpa sadar – para santri dan pelajar itu menjadi Yahudi-Nasrani tanpa sadar!
Rasulullah saw sudah mengingatkan pula, bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan fithrah. Kedua orang tuanya yang menjadikan anak-anaknya memiliki sifat-sifat seperti kaum Yahudi, Nasrani, atau Majuzi. Sebagai contoh, salah satu sifat kaum Yahudi yang disebutkan dalam al-Quran adalah sifat materialis dan kecintaan terhadap dunia yang sangat berlebihan. (QS 2: 55, 96).
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/pelajaran-tentang-yahudi--untuk-santri-tingkat-sma