REKONSTRUKSI KEBANGKITAN PERADABAN ISLAM DARI KOTA MEDAN

REKONSTRUKSI KEBANGKITAN PERADABAN ISLAM  DARI KOTA MEDAN

 

Artikel ke-1.344

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

          Pada 4 November 2022, saya diminta menjadi pembicara dalam satu seminar tentang Pendidikan Islam di Kota Medan. Seminar diselenggarakan dalam rangka milad ke-40 Pesantren Raudhah Hasanah Medan. Pada kesempatan itu, saya menyampaikan presentasi dengan judul: “Peta Jalan Pesantren Menjadi Pemimpin Pendidikan Nasional”.

            Saya mengajak para dosen dan guru pesantren yang hadir agar menyiapkan lahirnya generasi unggul di masa depan. Dan pesantren mempunyai modal dan peluang yang sangat besar untuk menjalankan misi besar itu. Itulah yang sejak tahun 1928 sudah dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara. Mohammad Natsir pun menyebut, bahwa pesantren adalah lembaga tafaqquh fid-din dan lembaga iqamatud-din. Yakni, pesantren sejatinya merupakan lembaga pendidikan dan lembaga perjuangan.

Kata Mohammad Natsir: “Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dikembangkan dalam rangka perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, pesantren bukan saja merupakan lembaga pendidikan, tetapi merupakan peran yang penting dalam perjuangan nasional….” (Lihat buku “Pesan Perjuangan Seorang Bapak“).

Mohammad Natsir juga mengajukan rumus kebangkitan ”Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” (Moh. Natsir, mengutip Dr. G. Nieuwenhuis).

            Itu artinya, lembaga pendidikan Islam, seperti pesantren, perlu memprioritaskan untuk melahirkan guru-guru terbaik yang akan mendidik generasi gemilang ke masa depan. “Guru” bukan sekedar “tukang ngajar” bayaran. Tetapi, guru adalah pejuang dan pemimpin masyarakat, yang memiliki ilmu tinggi dan akhlak mulia, sehingga patut dijadikan sebagai teladan di tengah masyarakat.

            Kebangkitan peradaban Islam di Kota Medan dan daerah lain tidak akan terwujud jika kaum muslimin di kota ini tidak memiliki kebanggaan terhadap peradaban Islam dan terputus dari sejarahnya. Kata Muhammad Asad:No civilization can prosper or even exist after having lost this pride and lost the connection of its in own past.”  (Muhammad Asad, Islam at The Crossroads).

            Keyakinan akan keunggulan peradaban Islam itu wajib dimiliki kaum muslimin di Kota Medan. Islam mempunyai potensi ajaran yang benar dan telah terbukti mampu melahirkan peradaban yang tinggi dan mulia dalam sejarahnya.

Menurut Mohammad Natsir, umat Islam memiliki potensi besar untuk menapaki jalan kebangkitan sebagai sebuah peradaban: ”Kedatangan Islam sendiri (pada zaman Rasulullah) telah mengubah secara drastis budaya masyarakat jazirah Arab, yang tadinya biadab, tidak dikenal dan tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain; menjadi budaya yang kemudian diperhitungkan dan diakui perannya dalam sejarah peradaban manusia. Semua itu terjadi karena Islam memang mempunyai potensi yang membawa penganutnya untuk mencapai tingkat peradaban dan kebudayaan yang tinggi.”

Kita garis bawahi kata-kata Mohammad Natsir, bahwa: ”Semua itu terjadi karena Islam memang mempunyai potensi yang membawa penganutnya untuk mencapai tingkat peradaban dan kebudayaan yang tinggi.”

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/rekonstruksi-kebangkitan-peradaban-islam--dari-kota-medan

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait