Artikel Terbaru ke-1.942
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Tokoh Islam Mohammad Natsir percaya benar dengan teori ini: bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sekelompok guru yang ikhlas berbuat untuk bangsanya. Teori itu sangat logis. Para guru terbaik adalah kunci lahirnya generasi penerus bangsa yang baik pula. Dan model paling ideal sosok guru adalah Nabi Muhammad saw.
Tugas Rasulullah saw ada tiga: menyampaikan ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa manusia, dan mengajarkan ilmu dan hikmah (QS 62:2, 2:151). Intinya, Rasulullah saw adalah guru yang sempurna, yang berhasil melahirkan generasi terbaik, yakni generasi sahabat Nabi. Generasi terbaik itu merupakan produk dari pendidikan terbaik pula; dididik langsung oleh guru terbaik dan menggunakan kurikulum terbaik.
Al-Quran memuji sosok guru terbaik sebagai pejuang penegak kebenaran dan pencegah kemunkaran. Mereka inilah manusia-manusia yang aktivitasnya terbaik, karena mengajak manusia ke jalan Allah SWT (QS 41:33). Dalam QS Surat Luqman ayat 12-19, tergambar sosok guru pejuang yang diberi hikmah, lalu menanamkan tauhid, adab, dan visi akhirat yang kuat.
Manusia-manusia pejuang yang unggul seperti itulah yang pertama kali dibentuk oleh Rasulullah saw. Begitu resmi diutus oleh Allah SWT, Rasulullah saw segera mengajak orang-orang terdekatnya untuk masuk Islam. Alhamdulillah, istri beliau, lalu ponakan beliau, dan sejumlah sahabat beliau menjadi pengikut-pengikut setia.
Selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, Rasulullah saw berhasil mendidik manusia-manusia hebat yang disebut sebagai “manusia-manusia terbaik”. Melalui berbagai tahapan ujian kehidupan dan perjuangan, para sahabat Nabi itu kemudian berkumpul di Madinah, dan menjadi kekuatan inti bangkitnya sebuah peradaban mulia. Sebanyak 300-an pejuang yang terlibat dalam Perang Badar itulah kekuatan inti pasukan Nabi.
Belajar dari dakwah Nabi itu, maka yang patut kita siapkan pertama kali, sebelum membangun masjid, sekolah, pesantren, atau kampus adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Masjid Nabawi menjadi pusat peradaban karena orang-orang yang memakmurkan masjid itu adalah orang-orang mulia hasil didikan Nabi saw.
Begitu juga dengan kegemilangan Islam dalam membangun negara dan peradaban mulia. Semua itu utamanya ditopang oleh SDM-SDM yang unggul. Ketika Islam masuk ke Mesir, Yaman, Syira, dan sebagainya, Rasulullah saw tidak kesulitan untuk mengirim para pemimpin ke sana.
Lanjut baca,
SETELAH MEMBANGUN MANUSIANYA, RASULULLAH SAW MEMBANGUN MASJID DAN NEGARA (adianhusaini.id)