Oleh : Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

“Jika kalian berjual-beli dengan cara ‘inah dan kalian berpegang pada ekor sapi serta ridha (sibuk) dengan urusan bercocok tanam, dan kalian tinggalkan jihad fi sabilillah, maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan; dan Allah tidak akan mencabut kehinaan tersebut sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

*****

Jihad adalah ajaran Islam yang sangat penting. Jihad menentukan hidup matinya umat. Jika meninggalkan jihad fi-sabilillah, maka umat Islam akan menjadi hina. Bagaimana panduan Nabi Muhammad saw dalam berjihad fi-sabilillah?

Beliau saw pernah berpesan: “Jaahidil musyrikiina bi-amwaalikum wa-anfusikum wa-alsinatikum”. (Berjihadlah kalian melawan orang-orang musyrik dengan hartamu, jiwamu, dan lisanmu). 

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i,  Ahmad, al-Darimi, dengan sanad yang sangat kuat. Ibn Hibban, al-Hakim, and an-Nawawiy menyatakan, bahwa hadits ini sahih.  

Perintah Nabi Muhammad saw itu begitu jelas. Melalui hadits tersebut, Rasulullah saw menekankan pentingnya kaum Muslimin melakukan jihad secara komprehensif, dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki, baik baik harta, jiwa, maupun lisan.

Dalam arena perjuangan, atau arena jihad, sebenarnya tiga aspek: harta, jiwa, dan lisan, saling terkait satu dengan yang lain. Peperangan fisik adalah salah satu bagian dari sebuah perjuangan yang luas dan panjang antara al-haq dan al-bathil. Jihad bil-lisan adalah jihad dengan ilmu. Bahkan, semua bentuk jihad lainnya, juga harus berdasarkan ilmu.

Lanjut baca, http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/beginilah-cara-berjihad-menurut-nabi