Artikel Terbaru ke-2.261
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ini pelajaran berharga! Dulu, hampir semua pondok pesantren dan madrasah kita, tidak dibantu oleh pemerintah kolonial Belanda. Bahkan, banyak yang dimusuhi, dikriminalisasi, dan dihancurkan oleh penjajah dan antek-anteknya. Uniknya, pondok-pondok pesatren itu justru melahirkan ulama-ulama pejuang yang hebat.
Nah, kita bisa belajar dari Pesantren Tebuireng yang dididikan oleh KH Hasyim Asy’ari tahun 1899 M. Situs https://www.nu.or.id pada 26 Agustus 2018 menurunkan artikel berjudul “Saat Belanda Mengkriminalisasi Pesantren Tebuireng”.
Disebutkan, bahwa Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur merupakan mercusuar perjuangan umat Islam dan rakyat Indonesia yang didirikan Hadlratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari. Tetapi, pemerintah kolonial memandangnya sebagai potensi ancaman bagi penjajah.
Untuk itulah, berbagai macam cara dilakukan oleh Belanda untuk menghilangkan jejak Pesantren Tebuireng, sebagai basis dan wadah pergerakan nasional. Upaya politisasi oleh Belanda terus diupayakan dengan sejumlah tuduhan-tuduhan.
Choirul Anam dalam buku “Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama” (2010) mengungkapkan pesantren Tebuireng sering dituduh mengadakan kerusuhan, pemberontakan, dan pembunuhan. Ujung-ujungnya, Pemerintah Hindia-Belanda kerap mengirimkan semacam teguran yang ada pada intinya meminta KH Hasyim Asy’ari menghentikan seluruh kegiatan dan aktivitas pesantren.
Tetapi, KH Hasyim Asy’ari tidak gentar. Beliau terus melanjutkan perjuangan melalui pondok pesantren. Bahkan, perlakuan Belanda terhadap Pesantren Tebuireng, semakin membuka mata masyarakat akan perlawanan terhadap penjajah sehingga mereka juga tergerak ikut berjuang.
Choirul Anam mencatat, sekitar tahun 1913 Pesantren Tebuireng diserang secara membabi buta oleh Belanda. Bangunan pondok dihancurkan hingga berkeping-keping. Kitab-kitab agama yang diajarkan di pondok pesantren dirampas dan sebagian dimusnahkan. Disebarkan kabar bohong bahwa Pesantren Tebuireng merupakan markas pemberontak dan pusat ekstrimis Muslim.
Tetapi, Kiai Hasyim tidak satu langkah pun mundur untuk melawan penjajahan. Karena keganasan Belanda tersebut sekaligus menjadi gambaran kekejaman mereka selama ini terhadap bangsa Indonesia. Sebab itu, kepada para santri, Kiai Hasyim Asy’ari berkata: “Kejadian ini justru menambah semangat kita untuk terus berjuang menegakkan Islam dan Kemerdekaan (Indonesia) yang hakiki”. (Oleh: Fathoni).
Lanjut baca,