JIKA ADA YANG MENGATAKAN SEMUA AGAMA SAMA, BEGINI JAWABANNYA

JIKA ADA YANG MENGATAKAN SEMUA AGAMA SAMA,  BEGINI JAWABANNYA

 

Artikel ke-1.829

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Tahun 2011, terbit sebuah buku berjudul “Satu Tuhan Banyak Agama, Pandangan Sufistik Ibn ‘Arabi, Rumi dan al-Jili.”  Aslinya, buku ini merupakan satu disertasi doktor di sebuah universitas Islam di Jakarta. Isinya mempromosikan paham penyamaan agama (Pluralisme Agama).

            Misalnya, ditulis: “Dengan kata lain, semua agama adalah sama, dalam arti sama-sama mengandung kebenaran yang terbatas. Tidak ada yang lebih baik atau lebih sempurna antara satu dengan yang lain. Tuhan Yang Mahabenar secara mutlak – meminjam ungkapan Schuon – tidak mungkin kebenaran-Nya secara sempurna dikandung hanya oleh satu agama atau berapa agama, bahkan jutaan agama sekali pun.” (hal. 380).

            Pemikiran seperti itu jelas tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta. Jumlah agama itu ada ribuan. Ajarannya bermacam-macam. Ambillah satu contoh agama bernama Bhairawatantra yang hidup di Indonesia sebelum kedatangan Islam. Bhairawatantra memiliki ajaran, bahwa manusia hendaknya jangan menahan hawa nafsu, bahkan sebaiknya manusia itu memperturutkan hawa nafsu. Sebab bila manusia terpuaskan nafsunya, maka jiwanya akan menjadi merdeka. (Dr. Prijohutomo. Sedjarah Kebudajaan Indonesia I: Bangsa Hindu. (J.B. Wolter, Jakarta-Groningen, 1953). Hal. 89).

Salah satu bentuk ritual yang paling esoterik, adalah pemujaan yang memerlukan persembahan berupa manusia. Ritualnya meliputi persembahan berupa meminum darah manusia dan memakan dagingnya. (Paul Michel Munoz. Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia. Terjemahan. (Mitra Abadi, Yogyakarta, 2006). Hal. 253 dan 448). (Lihat lebih jauh tentang aliran ini di Jurnal Islamia-Republika, Kamis 20 Oktober 2011).

            Agama Bhairawatantra yang mengajarkan ritual seks bebas dan penyembelihan manusia ini pasti tidak sama derajatnya dengan agama Islam.  Di era modern ini, ada agama yang mengajarkan agar pemimpin dan jemaatnya semuanya bertelanjang bulat saat melakukan ritual. Ada juga agama pemuja setan.

Buku ini pun mengutip sejumlah ayat dari Kitab suatu agama: “Di antara agama-agama dunia, Hinduisme dan Bahaisme adalah dua agama yang secara eksplisit mengapresiasi pluralisme agama, dalam arti mengakui jalan-jalan keselamatan pada agama-agama lain, Bhagawatgita, salah satu kitab suci Hindu, memuat dua sloka popular yang selalu menjadi rujukan bagi pluralisme. Sloka itu berbunyi: “Jalan mana pun ditempuh manusia, ke arah-Ku, semuanya Kuterima. Wahai Arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku,  pada semua jalan.”   (hal. 381).

Pandangan penulis semacam itu pun bertentangan dengan pemahaman penganut agama Hindu sendiri. Tahun 2006, terbit sebuah buku berjudul Semua Agama Tidak Sama. Dijelaskan, tentang makna Bagawadgita IV:11: “Jalan mana pun yang ditempuh manusia ke arah-Ku, semuanya Aku terima” 

lanjut baca,

JIKA ADA YANG MENGATAKAN SEMUA AGAMA SAMA, BEGINI JAWABANNYA (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait