Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada Hari Rabu (26/2/2020), saya diumumkan oleh Panitia Islamic Book Fair (IBF) sebagai penerima penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2020. Tentu saja, saya bersyukur atas penghargaan itu. Tapi, saya juga sadar, banyak sekali orang yang lebih layak dan pantas menerima penghargaan itu.
Tapi, keputusan para penerbit buku Islam yang tergabung dalam IKAPI DKI Jakarta, bukan untuk didiskusikan. Mereka tidak bertanya kepada saya, tidak meminta persetujuan, dan baru memberitahukan keputusan itu beberapa hari lalu, melalui sebuah surat.
Apa pun alasannya, penghargaan itu patut disyukuri dan sekaligus juga menjadi dorongan agar bisa menulis buku lebih baik dan lebih bermanfaat. Dalam berbagai acara pelatihan menulis, saya selalu menekankan kepada para peserta, bahwa sebagai muslim, maka motivasi utama untuk menulis adalah menjalankan kewajiban melanjutkan amanah risalah kenabian.
Saya terlibat langsung dalam IBF dari tahun 2014-2020, sebagai juri untuk kategori buku-buku non-fiksi dewasa dan terjemahan. Tahun 2006, buku saya yang berjudul “Wajah Peradaban Barat” (Jakarta: GIP, 2005), mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori non-fiksi dewasa. Ketua Dewan Juri ketika itu adalah Prof. Komaruddin Hidayat. Tahun berikutnya, 2007, buku saya, “Hegemoni Kristen Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi” (Jakarta: GIP, 2006) mendapat juara kedua untuk kategori yang sama.
Lanjut baca, http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/penghargaan-tokoh-perbukuan-2020