25 TAHUN STID M. NATSIR: MENGOKOHKAN DIRI MENJADI UNIVERSITAS SEJATI

25 TAHUN STID M. NATSIR:  MENGOKOHKAN DIRI MENJADI UNIVERSITAS SEJATI

 

Artikel Terbaru ke-1.965

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Salah satu kata yang mengalami distorsi makna dalam bahasa Indonesia adalah kata “UNIVERSITAS”.  Kata “universitas” – saat ini -- dipahami oleh banyak orang sebagai bentuk Perguruan Tinggi yang banyak fakultas dan jurusannya.

Kini, banyak pesantren atau organisasi Islam berusaha meningkatkan status perguruan tingginya dari Sekolah Tinggi, ke Institut, lalu ke Universitas. Padahal, makna asalnya, universitas merujuk kepada kata “kulliyyah” dalam konsep pendidikan Islam. Yakni, satu tempat untuk mendidik manusia menjadi manusia seutuhnya (al-insan al-kulliy).

            Alhamdulillah, dalam hal pendidikan tinggi, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mendapat anugerah Allah yang sangat besar. Hal itu tampak saat acara Tasyakkur 25 Tahun Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, di Kantor Pusat DDII Jakarta (22/8/2024).

            Tak kuasa menahan air mata bahagia, menyaksikan tayangan langsung kiprah para alumni STID M. Natsir yang tersebar di berbagai pelosok tanah air. Ada H. Satono, Bupati Sambas. Ada sejumlah dai yang menyatakan tekadnya untuk terus berdakwah bersama DDII. Ada dai yang berhasil mengembangkan dakwah di Pulau Mentawai, Pulau Banyak Aceh,  dan beberapa daerah pelosok lainnya.

            Alkisah, tahun 1999 lalu, secara resmi DDII mendirikan Perguruan Tinggi formal bernama Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Berbagai upaya dilakukan untuk membangun unversitas bernama: Universitas Mohammad Natsir. Tapi, akhirnya, Allah mengijinkan berdirinya STID M. Natsir.

Setelah 25 tahun,  STID M. Natsir telah meluluskan 1083 sarjana dakwah. Mereka kini tersebar di 32 provinsi. Sebanyak 69 persen aktif dalam struktur DDII seluruh Indonesia; dan 31 persen aktif berdakwah secara mandiri. Artinya, mereka menjadi insan-insan berguna bagi sesamanya!

Bupati Satono dapat menjadi salah satu role model, bahwa kontribusi dai tidak hanya di sektor keagamaan, bahwa dai juga dapat memberikan peranan penting dalam pembangunan negara di berbagai sektor penting. (https://stidnatsir.ac.id/2021/09/28/h-satono-s-sos-i-mh-dai-itu-kini-menjadi-bupati/)

Alumni STID Mohammad Natsir yang dikenal luas di seluruh Indonesia adalah Dr. Ujang Habibie. Kini, ia memimpin Bidang Pendidikan DDII. Masih ada Dr. Dwi Budiman, rektor STID Mohammad Natsir dan semua jajaran wakil rektornya.

Puluhan alumni STID lainnya juga telah menyelesaikan studi doktoralnya dan aktif dalam berbagai aktivitas dakwah. Ratusan alumni menjadi pemimpin dan guru di  pesantren dan sekolah-sekolah Islam. Beberapa menjadi pengusaha. Dan banyak yang aktif sebagai dai di seluruh pelosok Nusantara.

            Karena itulah, berdasarkan kriteria al-Quran dan Sunnah, Kampus STID M. Natsir sejatinya bisa dikatakan sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia. STID M. Natsir adalah universitas sejati.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/25-tahun-stid-m.-natsir:--mengokohkan-diri-menjadi-universitas-sejati

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait