BAHAYA LAIN DARI “SEKOLAHISME”

BAHAYA LAIN DARI “SEKOLAHISME”

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Penyakit “sekolahisme” – definisi saya sendiri -- adalah penyakit  pemikiran yang menyamakan pendidikan dengan sekolah. Nama lainnya, formalisme! Asal sudah bersekolah, dianggap sudah berpendidikan. Jika tidak sekolah, maka dianggap tidak berpendidikan.

Coba kita pikirkan! Di masa Nabi Muhammad saw tidak ada sekolah. Apakah di masa Nabi tidak ada pendidikan? Padahal, banyak sekolah justru bukan menjadi tempat pendidikan, karena sekolah dianggap hanya sekedar tempat penyelenggaraan transaksi bisnis gelar dan ijazah.

Bahaya lain dari penyakit “sekolahisme” adalah memandang bahwa kewajiban orang tua hanyalah mencari uang dan mencarikan sekolah untuk anak-anaknya. Ia tidak merasa wajib mendidik atau menanamkan keimanan, adab atau akhlak pada anak-anaknya. Orang tua tidak merasa wajib mendidik diri sendiri secara terus-menerus!

Bahkan, untuk mencari ilmu pun ia merasa tidak sempat lagi, karena sibuk dan sudah capek bekerja.  Ia merasa cukup dengan mengirim anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang mengajar agama atau mendatangkan guru ngaji untuk anak-anaknya. Ia tidak paham, bahwa kewajiban utama mendidik anak-anaknya, terletak pada pundaknya.

Seperti disebutkan, penanaman adab atau akhlak pada anak, memerlukan proses yang panjang.  Karena itu, orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya; dan rumah adalah tempat belajar terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua wajib belajar terus-menerus agar bisa menjadi guru yang baik, utamanya bagi anak-anaknya sendiri.  Bukan hanya belajar dan memahami ilmu-ilmu yang diperlukan, kemampuan mendidik juga akan tumbuh bersama praktik pendidikan langsung. 

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/bahaya-lain-dari-sekolahisme

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar