BANGGA KULIAH DAKWAH: MENGAPA TIDAK

BANGGA KULIAH DAKWAH: MENGAPA TIDAK

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim!” (QS Fushshilat: 33)

            Ayat al-Quran itu sangat terkenal di kalangan para dai dan mahasiswa bidang studi ilmu Dakwah. Logisnya, anak-anak muslim berebut dan bangga menjadi dai. Begitu juga mereka harusnya bangga menjadi mahasiswa ilmu dakwah. Sebab, berdakwah dan menjadi dai adalah pekerjaan terbaik.

            Anehnya, beberapa kali saya mendengar bahwa program studi ilmu dakwah di beberapa kampus, kekurangan mahasiswa. Padahal, biaya kuliah sudah ditekan serendah mungkin, atau bahkan digratiskan. Tidak sedikit, anak-anak para dai atau tokoh-tokoh umat Islam, enggan memasuki program studi ilmu dakwah, karena dianggap tidak ”keren”, alias tidak prospektif untuk meraih pasar kerja yang menghasilkan banyak uang.

            Seorang dai senior pernah menyampaikan keprihatinannya kepada saya, bahwa anak-anaknya enggan mengambil kuliah dakwah, seperti yang dia inginkan. Bahkan, kuliah progam studi agama pun tidak mau.

Kasus seperti itu banyak terjadi. Tidak sedikit dosen ilmu dakwah atau guru-guru agama yang anak-anaknya enggan melanjutkan kuliah di program studi yang sama dengan orang tuanya. Mungkin orang tuanya sendiri memang tidak bangga anak-anaknya mengambil program studi ilmu-ilmu agama.

Dalam beberapa kali ujian Disertasi, saya bertanya kepada promovendus, ”Apakah ada anak Anda yang mengambil program studi agama, seperti Anda?” jawaban yang sering muncul, adalah, ”Tidak!”

Ada beberapa guru besar ilmu pendidikan yang saya tanya: ”Apakah ada anak Bapak yang kuliah di program studi pendidikan?” Jawabannya ”Tidak ada!”  Itu baru beberapa saja yang saya tanya. Mungkin, banyak guru besar ilmu pendidikan lain yang anak-anaknya  mengikuti jejak orang tuanya.

Mengapa banyak pelajar muslim lulusan SMA yang pintar, tetapi tidak bangga memasuki program studi ilmu dakwah, komunikasi penyiaran Islam, dan sejenisnya? Jawabnya sederhana: karena dianggap kurang memiliki prospek lapangan kerja yang menggiurkan. Berbeda dengan ilmu kedokteran, IT, Akuntansi, Aktuaria, dan sebagainya.

Lanjut baca, 

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/bangga-kuliah-dakwah:-mengapa-tidak

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar