CATATAN MENARIK AR BASWEDAN INDONESIA RAIH DUKUNGAN INTERNASIONAL HINGGA BELANDA MARAH

CATATAN MENARIK AR BASWEDAN  INDONESIA RAIH DUKUNGAN INTERNASIONAL  HINGGA BELANDA MARAH

 

Artikel ke-1.783

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Memproklamasikan kemerdekaan RI bukan perkara mudah. Mempertahankan kemerdekaan pun amat sangat berat. Fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari, 22 Oktober 1945, berhasil meraih jutaan dukungan umat Islam dalam jihad mempertahankan kemerdekaan RI. Dan selanjutnya, meraih pengakuan dan dukungan internasional bagi kemerdekaan RI pun memerlukan perjuangan dan pertaruhan jiwa dan raga.

            Inilah sepenggal kisah perjuangan sejumlah tokoh Indonesia untuk meraih pengakuan dan dukungan internasional bagi kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang diproklamasikan 17 Agustus 1945. Pada 10 April 1947, empat tokoh mendarat di Kairo untuk perjuangan meraih dukungan internasional itu. Catatan ini ditulis oleh Menteri Muda Penerangan A.R. Baswedan.

            Keempat tokoh itu adalah Haji Agus Salim, HM Rasjidi, Dr. Mr. Nazir St. Pamuntjak, dan A.R. Baswedan. Ketika itu, mereka berempat ditugaskan Presiden Soekarno untuk meraih dukungan resmi atas kemerdekaan Indonesia. Perjuangan mereka tidaklah mudah. Selama tiga bulan, mereka harus tinggal di Mesir, melakukan lobi sana-sini, sampai akhirnya pengakuan dan dukungan resmi Mesir dan Liga Arab diperoleh.

Dan inilah sepenggal kisah yang ditulis oleh A.R. Baswedan, yang disamping seorang menteri, juga seorang wartawan:

“Sampai sekarang saya tidak bisa melupakan hari itu, tanggal 10 Juni 1947. Kami semua diantar oleh Abdul Mun’im (Konsul Mesir di Bombay, India. Pen.) menuju Gedung Kementerian Luar Negeri Mesir, sekitar pukul 9 pagi untuk menghadiri upacara penandatanganan Perjanjian Persahabatan Mesir-Indonesia. Memang sehari sebelumnya sudah disiarkan di koran-koran bahwa Kabinet Mesir telah memutuskan untuk menyetujui ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama antara Mesir dengan Indonesia di bidang sosial ekonomi.

Berita itu tentu saja mengajutkan Duta Besar Belanda di Mesir, tetapi sangat menggembirakan masyarakat Indonesia di Mesir, antara lain Saudara Zein Hasan (Ketua Perhimpunan Kemerdekaan Indonesia) dan kawan-kawannya, dan dua bersaudara Hasan dan Ali Baktir yang lewat karangan-karangan dan sajak-sajaknya yang dimuat di koran-koran Kairo, terus-menerus melakukan usaha memperkenalkan Indonesia serta mendorong Liga Arab untuk mendukung perjuangan Indonesia.

Pukul 9 pagi kami sudah siap di ruang tunggu Kementerian Luar Negeri Mesir. Jabatan Menteri Luar Negeri Mesir saat itu dirangkap oleh PM Nokrashi Pasha. Sesudah setengah jam menunggu, kami melihat Dua Besar Belanda keluar dari kamar kerja PM Norakshi dengan wajah kecut dan langkah tergesa-gesa. Kami kemudian langsung dipersilakan masuk.

PM Nokrashi Pasha meminta maaf karena telah membiarkan delegasi menunggu lama di luar. Menurut dia, Duta Besar Belanda itu langsung saja “menyerbu” masuk ke ruang kerja untuk mengajukan protes sehubungan dengan akan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir. Duta Besar Belanda mengingatkan Mesir tentang hubungan ekonomi Mesir dan Belanda, serta janji dukungan Belanda terhadap Mesir dalam Masalah Palestina di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Lanjut baca,

CATATAN MENARIK AR BASWEDAN INDONESIA RAIH DUKUNGAN INTERNASIONAL HINGGA BELANDA MARAH (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait