Oleh: Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada hari Jumat (26 Maret 2021) malam, saya diundang memberikan ceramah dengan judul unik: "Khuthuwaat Syathoon dalam Menyesatkan Generasi Islam". "Khuthuwaat Syaithoon" itu artinya: "garis-garis setan". Peserta diskusi malam itu adalah para wali santri sebuah "Islamic Boarding School" di Bogor. Alhamdulillah, selama sekitar 90 menit, ceramah dan diskusi berlangsung lancar.
Seingat saya, itulah kali pertama saya diminta mengisi ceramah dengan judul yang memuat kata "Setan". Tentu saja, tema itu menarik dan sangat penting. Sebab, Allah SWT sudah mengingatkan orang-orang mukmin, bahwa SETAN adalah musuh yang nyata bagi mereka.
"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah! Dan jannganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu!" (QS al-Baqarah: 208).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah saw dikabarkan pernah menggambar sebuah garis lurus di hadapan pada sahabat. Rasulullah saw mengatakan: "Inilah jalan Allah yang lurus" (haadzaa shiraathullaahi mustaqiimaa). Lalu, pada garis lurus itu, beliau menggambar garis yang menyimpang ke kiri dan ke kanan. Beliau katakan: "haadzihis subul mutafarriqatun; ‘alaa kulli sabiilin minhaa syaithaanun yad'uw ilaihi." Lalu, beliau membaca ayat al-Quran: "wa anna hadza shirathiy mustaqiiman fattabi'uuhu wa laa tattabi'u as-subula fatafarraqa bikum ‘an sabiilihi."
Jadi, setiap Muslim wajib memahami, mana jalan yang lurus (shirathal mustaqim) dan mana jalan yang sesat. Di setiap jalan sesat itulah, kata Nabi saw, ada setan yang selalu berusaha menyeret orang Muslim ke jalan setan, atau jalan sesat itu.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/diskusi-tentang-setan-dengan-para-wali-santri