Artikel Terbaru ke-1.988
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam sebuah kajian untuk para santri Pesantren At-Taqwa Depok, di bulan Maulid (Rabi’ulawwal), saya melontarkan gagasan penguatan akhlak mulia dengan meluncurkan gerakan JKT-24. Maksudnya: di tahun 2024 ini, kita kuatkan gerakan penanaman tiga akhlak mulia, yaitu JUJUR, KERJA KERAS, DAN TIDAK CUEK.
Gerakan penanaman akhlak mulia sangatlah penting dan mendasar untuk kemajuan bangsa kita. Sebab, memang itulah tujuan Nabi Muhammad saw diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak Nabi adalah al-Quran. Begitu kata Aisyah r.a. Bahkan, Rasulullah saw menjamin, orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya.
Untuk menanamkan akhlak mulia, tidak harus dilakukan dengan melakukan perayaan Maulid Nabi. Juga, tidak harus dilakukan pada bulan Rabi’ulawwal saja. Penanaman akhlak mulia harus dilakukan sepanjang tahun. Sebab, proses penanaman akhlak mulia itu memerlukan keteladanan dan pembiasaan.
Di Indonesia, sejak tahun 1963, Presiden Soekarno sudah memulai Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Istana Negara. Biasanya, dari presiden ke presiden, setiap acara Peringatan Maulid Nabi, para presiden Indonesia itu selalu mengajak umat Islam Indonesia untuk meneladani pribadi dan kehidupan Nabi Muhammad saw.
Sebagai contoh, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah (tahun 2017 M), di Istana Bogor, Presiden Jokowi menyatakan, bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad harus menjadi momentum membangun komitmen untuk meneruskan misi Rasulullah dalam kehidupan umat manusia.
“Sekali lagi, tugas kita adalah melanjutkan misi kenabian tersebut menjadi nyata. Misi Islam yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga, kita berusaha untuk melanjutkan misi kenabian yang rahmatan lil alamin,” kata Presiden Jokowi ketika itu (30/11/ 2017).
Tentu saja, kita semua berharap, pidato Presiden RI itu benar-benar diwujudkan. Alangkah indanya jika Presiden kemudian mewajibkan para pelajar muslim untuk mendalami Sejarah Perjuangan Nabi (Sirah Nabawiyah) di seluruh jenjang pendidikan dan memberi contoh penerapan akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab, besar sekali kemurkaan Allah jika kita mengatakan sesuatu tetapi tidak berusaha untuk mengamalkannya. “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengucapkan apa yang kamu tidak kerjakan! Sungguh besar kemurkaan Allah jika kamu mengucapkan apa-apa yang kamu tidak perbuat.” (QS ash-Shaf: 2-3).
Nah, prestasi besar Rasulullah saw adalah melahirkan individu, keluarga, dan masyarakat yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Sebagaimana disebutkan dalam QS al-Baqarah ayat 151 dan al-Jumuah ayat 2, Rasulullah saw ditugaskan untuk menyampaikan ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa umatnya, dan mengajar al-Quran dan al-Hikmah.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/gerakan-jkt-24-menuju-indonesia-emas-2045