HIKMAH SAKIT SEMAKIN PAHAM PENTINGNYA OTORITAS ILMU

HIKMAH SAKIT SEMAKIN PAHAM PENTINGNYA OTORITAS ILMU

Artikel Terbaru ke-1.974

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Pada 24 Agustus 2024, saya mendapat ujian dari Allah. Begitu tiba di rumah (Pesantren At-Taqwa Depok), dari Nusa Tenggara Barat, tiba-tiba kaki kanan saya tidak bisa digunakan berjalan. Begitu sakit terasa ketika kaki kanan ditumpukan.

            Hari Senin (26/8/2024), saya di rawat di Rumah Sakit. Hasil diagnosa menunjukkan ada peradangan sendi di lutut kanan. Kata dokter itu terjadi karena faktor usia, kelebihan beban, penggunaan yang berlebihan, dan juga faktor makanan.

            Dalam sebuah sesi konsultasi dengan dokter ahli, saya ditegur karena menerapkan konsep kesehatan asal comot dari internet. Konsep itu tidak salah. Tetapi, penjelasannya tidak lengkap. Konsep kesehatan itu baik untuk kondisi-kondisi dan orang-orang tertentu. Tidak untuk setiap orang dengan kondisi fisik yang berbeda-beda.

            Ketika itulah saya tersadar kembali tentang pentingnya otoritas dalam setiap bidang keilmuan. Tubuh manusia itu begitu canggih dan komplek. Informasi kesehatan di media-media online sekarang bertebaran. Dan biasanya harus singkat durasinya.

            Misalnya, saat ini begitu banyak informasi pengobatan atau pencegahan diabetes mellitus. Ribuan video memuat informasi tentang itu. Ada yang berdasarkan hasil riset perpustakaan dan ada juga yang berdasar atas pengalaman pribadi dalam pencegahan dan pengobatan diabetes.

            Konsep pengobatan mana yang diikuti? Tentu saja yang pertama perlu diikuti adalah nara sumber yang memiliki otoritas keilmuan di bidang kesesehatan. Kedua, nara sumber yang memiliki pengalaman berulang-ulang dan sudah menjadi tradisi, meskipun belum melakukan uji empiris di laboratorium terhadap metode kesehatannya.

            Di sinilah pentingnya kita memahami otoritas ilmu. Jangan salah menjadikan seorang sebagai guru atau sumber ilmu. Dokter sejatinya adalah seorang guru yang patut diikuti nasehatnya, karena otoritas ilmu yang dimilikinya. Karena itulah, dokter harus memiliki ilmu yang memadai dan akhlak yang mulia. Ringkasnya, dokter harus baik akhlaknya dan pinter ilmunya.

            Sebagai pasien kita dituntut untuk mengenali dokter-dokter seperti itu. Biasanya kita lebih mantap jika ditangani oleh dokter senior yang sudah masyhur reputasinya. Apalagi jika dokter itu dikenal juga sebagai seorang yang sholeh dan aktif dalam perjuangan kemanusiaan. Inilah yang disebut sebagai dokter yang memiliki otoritas yang tinggi, sehingga patut dijadikan sebagai rujukan dalam bidang kesehatan.

            Jika dalam bidang kesehatan fisik saja kita harus mengikuti nasehat orang yang memiliki otoritas ilmu, maka terlebih lagi dalam bidang kesehatan jiwa. Ketika kita mengirimkan anak-anak kita ke suatu pesantren, sekolah, atau perguruan tinggi, sepatutnya kita juga mengenal betul siapa guru yang akan mengajar dan membimbing anak-anak kita tersebut?

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/hikmah-sakit-semakin-paham-pentingnya-otoritas-ilmu

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait