Artikel Terbaru ke-2.111
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 30 Januari 2024, situs https://itjen.kemdikbud.go.id, memuat tulisan berjudul: “5 Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler bagi Pengembangan Siswa”. Disebutkan, bahwa pendidikan bukan hanya tentang pembelajaran di kelas, tetapi juga melibatkan pengembangan aspek lain dari kepribadian siswa.
Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang melibatkan siswa di luar kurikulum akademis. Berikut beberapa manfaat penting dari kegiatan ekstrakurikuler bagi perkembangan siswa.
“Kegiatan ekstrakurikuler memiliki dampak positif yang signifikan pada perkembangan siswa. Dengan memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, menemukan minat dan bakat, dan membentuk karakter, kegiatan ini melengkapi pendidikan formal di dalam kelas. Oleh karena itu, sekolah seharusnya mendorong dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian integral dari pengalaman pendidikan siswa,” tulis artikel tersebut.
Dijelaskan juga, bahwa kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran seperti yang telah berjalan. Kemudian kokurikuler adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke museum atau tempat edukasi lainnya. Terakhir, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri, misalnya olahraga, seni, atau kegiatan keagamaan. (Lihat:
Jadi, kita garisbawahi definisi kegiatan ekstrakurikuler: “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri, misalnya olahraga, seni, atau kegiatan keagamaan.”
Selama ratusan kali melakukan kunjungan ke berbagai pesantren dan sekolah, saya menjumpai pembagian kurikulum menjadi “intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler”. Dan itu sudah dianggap sebagai sesuatu yang lazim. Padahal, jelas-jelas ekstrakurikuler itu dimaknai sebagai kurikulum penunjang; bukan kurikulum inti. Kegiatan keagamaan sepatutnya menjadi kurikulum inti.
Padahal, tujuan utama pendidikan kita sudah sangat jelas: membentuk manusia beriman, bertaqwa, berkhlak mulia, kreatif, mandiri, bernalar kritis, dan sebagainya! Jadi, tujuan utama pendidikan kita bukanlah agar anak-anak menjadi pintar menjawab soal ujian. Keterampilan menjawab soal ujian ini penting! Tapi, semua kegiatan untuk membentuk manusia yang jujur, cinta ibadah, cinta ilmu, pekerja keras, tidak malas, pemberani, bijak, mandiri, hormat guru dan orang tua, dan lain-lain, itu justru lebih penting!
Jika semua sifat yang baik itu tertanam dalam diri para pelajar dan santri kita, maka secara otomatis mereka akan menjadi pembelajar sejati. Bahkan, lebih dari itu, mereka akan menjadi anak-anak pintar dan berguna bagi sesama. Bukan menjadi anak pintar tetapi rusak akhlaknya.
Lanjut baca,