Artikel Terbaru ke-1.978
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia dan dimana saja selalu membawa misi agama Katolik. Bukan hanya membawa misi perdamaian. Tetapi, sebagai pemimpin tertinggi agama Katolik, Paus juga berkewajiban menjalankan misi agamanya, yaitu melakukan penyebaran agama Katolik.
Saya pernah mendatangi seorang tokoh dan guru besar agama Katolik. Ia menghadiahi saya sebuah buku tentang misi agama Katolik. Saya tanya kepadanya, bagaimana cara orang Katolik menjalankan misinya di Indonesia. Sang tokoh Katolik itu menjawab, “Kami ingin orang Katolik menjadi teladan bagi masyarakat.”
Jawaban itu terus melekat dalam ingatan saya dan mendorong saya untuk belajar. Dalam banyak hal umat Islam perlu belajar dari kaum Katolik di Indonesia. Umat Islam tidak perlu ragu untuk belajar dari mana saja tentang segala sesuatu yang baik. Hikmah itu harta orang mukmin yang hilang, maka dimana saja ditemukan, ambillah! Begitu pesan Rasulullah saw.
Saya pernah menjadi anggota Himpunan Penulis Muda Kompas. Beberapa artikel saya sempat dimuat di Harian Kompas. Banyak juga yang ditolak untuk dimuat dengan berbagai alasan. Saya maklum, Harian Kompas menjalankan misinya. Misi itu adalah misi kemanusiaan. Mungkin juga ada beberapa pimpinan Kompas yang beragama Katolik juga menjalankan misi agamanya. Itu hal yang wajar.
Kita umat Islam, dimana saja, dan kapan saja, juga diwajibkan menjalankan misi agama Islam, yaitu berdakwah. Bahkan, secara khusus, Rasulullah saw diperintahkan mengajak kaum Yahudi dan Nasrani untuk kembali kepada Tauhid (QS 3: 64). Jadi, tiap-tiap agama menjalankan misinya. Yang penting, semua kewajiban dijalankan dengan tetap menjaga kerukunan dan perdamaian.
Itulah yang perlu dipahami oleh umat Islam, sehingga bisa lebih tepat dalam memberikan respon terhadap suatu peristiwa, seperti kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Saya telah menulis artikel di Harian Republika pada tanggal 27 Maret 2013, dengan judul “Misi Paus Fransiskus”.
Vatikan memang secara resmi mendorong kaum Katolik untuk menjalankan misi agama Katolik. Kewajiban itu ditegaskan dalam satu Dokumen Konsili Vatikan II bernama Ad Gentes (kepada bangsa-bangsa). Disebutkan dalam Dokumen ini: “Karena Allah itu esa dan esa pula Perantara antara Allah dengan manusia yaitu Manusia Kristus Yesus, Yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang (1 Tim 2:4-6), “dan tidak ada keselamatan selain Dia” (Kisah 4:12). Maka haruslah semua orang berbalik kepada Dia, Yang dikenal lewat pewartaan Injil, lalu menjadi anggota Dia dan Anggota Gereja, yang adalah Tubuhnya, melalui pemandian.” (Lihat: Tonggak Sejarah Pedoman Arah: Dokumen Konsili Vatikan II (Oleh Dr. J. Riberu), Jakarta, Dokpen MAWI, 1983).
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/inilah-misi-paus-fransiskus-di-indonesia