INILAH PANDANGAN PENTING SYED NAQUIB AL-ATTAS tentang SAINS MODERN

INILAH PANDANGAN PENTING  SYED NAQUIB AL-ATTAS  tentang SAINS MODERN

 

Oleh : Dr. Dinar Dewi Kania (Peneliti Insists)

Dalam soal kajian terhadap filsafat, peradaban, dan sains Barat, Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas adalah salah satu ilmuwan muslim fenomenal di era ini. Pandangan dan kritik al-Attas terhadap masalah ini dicatat khusus oleh sebuah Foundation di Australia “The Cranlana Program” yang  menerbitkan dua volume buku berjudul Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society (2002). Buku ini menghimpun gagasan-gagasan yang dianggap fenomenal dari para pemikir besar dalam sejarah umat manusia, seperti Plato (428-348 SM), Aristotle (384-322 SM), Confucius (551-479 SM), St. Agustine (354-430 SM), Nicolo Machiavelli (1469-1527), John Locke (1632-1704), Jean-Jacques Rousseau (1712-1778), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant (1724-1804), Karl Marx (1818-1883), dan sebagainya. Termasuk salah satunya gagasan Prof. Naquib al-Attas tentang peradaban dan ilmu pengetahuan Barat yang sekuler.

Gagasan Syed Muhammad Naquib al-Attas banyak ditulis dalam berbagai karyanya, khususnya Prolegomena to the Metaphysics of  Islam  (2001). Menurut al-Attas,   tantangan paling berat di  abad ini adalah kerusakan ilmu akibat pengaruh filsafat, sains dan ideologi yang berasal dari kebudayaan dan peradaban Barat modern. Kebingungan intelektual ini  muncul sebagai hasil dari perubahan dan  pelarangan dalam penggunaan   kata-kata kunci yang memproyeksikan pandangan alam (worldview) yang berasal dari wahyu.  Kekeliruan pemikiran ilmiah ini pada akhirnya menyebabkan kemerosotan ilmu mengenai agama dan iman serta berdampak pada kemerosotan akhlak dan budi pekerti. (Lihat juga, Al-Attas, Tinjauan Ringkas Peri Ilmu dan Pandangan Alam,  2007 : 41).

Al-Attas menjelaskan bahwa filsafat modern telah dijadikan alat  penafsir   sains dan digunakan untuk mengelola   hasil-hasil sains natural dan  juga sains sosial  ke dalam sebuah pandangan alam (worldview).  Hasil penafsiran  tersebut pada akhirnya menentukan arah  sains dalam pengkajian  alam. Oleh karena itu, penafsiran terhadap pernyataan dan kesimpulan umum sains serta arah sains modern inilah yang  harus dinilai secara kritis karena keduanya telah menghantarkan manusia di jaman ini kepada masalah-masalah besar dan fundamental  sepanjang sejarah agama dan intelektualitas manusia. (Al-Attas, Prolegomena, 2001:113)

Problem sains modern adalah problem akibat sekularisasi. Sekularisasi telah menghilangkan  agama  dan seluruh aspek metafisik yang mengontrol  rasio dan bahasa manusia. (Al-Attas, Islam and Secularism,  1993:17).  Menurut al-Attas,  sains kontemporer telah  berevolusi dan berkembang dari filsafat   yang sejak periode awalnya telah mengukuhkan pandangan bahwa “segala sesuatu itu muncul atau terwujud dari sesuatu yang lain.” Segala sesuatu yang wujud lalu diterjemahkan sebagai ‘kemajuan’ (progression), ‘perkembangan’ (development) atau ‘evolusi’ (evolution) dari potensi laten  materi yang bersifat kekal.  Menurut perspektif ini,  alam merupakan sesuatu sistem yang berdiri sendiri dan tidak bergantung pada apapun serta bersifat kekal (tidak diciptakan).  Oleh karena itu,  penolakan terhadap realitas dan eksistensi Tuhan   tersirat jelas  dalam filsafat Barat modern. (Al-Attas, Prolegomena, 2001 : 113 -114)

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/inilah-pandangan-penting--syed-naquib-al-attas--tentang-sains-modern

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait