Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam pidatonya di Majlis Konstituante tahun 1957, Mohammad Natsir mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia hanya punya dua pilihan dalam mengatur kehidupan masyarakat, yakni: (a) cara agama (b) cara sekuler (la-diniyah). Karena itu, Mohammad Natsir tanpa ragu-ragu menawarkan cara agama dalam mengatur masyarakat.
Gejala kemuncuran peradaban sekuler Barat sudah banyak disebutkan. Peradaban Barat semakin berkurang legitimasi kepemimpinannya. Mereka tidak mampu menyelesaikan berbagai masalah global umat manusia. Kasus Palestina, Rohingya, dan sebagainya masih terus terkatung-katung penyelesaiannya.
Pada 23 Februari 2003, saat pembukaan KTT Gerakan Non-Blok sekarang, PM Malaysia Mahathir Mohammad menyatakan, bahwa dunia kini telah kembali ke peradaban "zaman batu", karena menempatkan "perang" sebagai jalan penyelesaian masalah. Yang benar adalah yang kuat. Might is right. Hukum dan aturan internasional yang disusun oleh pemenang Perang Dunia ke-2, justru diinjak-injak sendiri.
Sejarah pernah menyaksikan bercokolnya peradaban-peradaban besar. Bisa dibandingkan antara "American Civilization" dengan peradaban Romawi (Roman Civilization) yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi (Roman Empire). Roman Civilization tampil ke pentas dunia menggantikan Greek Civilization yang lebih mengandalkan rasionalitas ketimbang kekuatan militer.
Proses kehancuran Roman Empire memakan waktu panjang. Terakhir, kehancuran moral – terutama di kalangan militer, perpecahan, kemandegan ekonomi, dan serbuan kuat dari "Suku-suku Jerman" yang lebih rendah tingkat peradabannya, mengakhiri Kekaisaran Romawi.
Dalam buku terkenalnya, "The Rise and Fall of the Great Powers", yang terbit awal 1980-an, Paul Kennedy menulis bab "The United States: the Problem of Number One in Relative Decline". Kennedy menunjukkan tanda-tanda kemunduran AS dalam berbagai bidang, khususnya dilihat dari indikator defisit neraca dan beban utang yang tinggi.
Menurunnya dominasi peradaban Barat telah diiringi semakin menguatnya peran peradaban lain, seperti Cina dan India. Dalam pidato professorialnya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), 26 Juni 2013, Prof Wan Mohd Nor Wan Daud, menyatakan, bahwa sejak era 1970-an, telah muncul kesadaran akan dampak buruk westenisasi dan kolonisasi di berbagai belahan dunia.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jangan-panik,-peradaban-sekuler-sudah-melemah