Artikel ke-1.394
Oleh: Dr. Adian Husaini
Pada hari Ahad (25/12/2022) saya mengisi kajian subuh di sebuah masjid dengan tema: ”Kuatkan Iman Menghadapi Tahun Penuh Ujian.” Tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun-tahun yang berat. Kondisi politik dan ekonomi dunia yang belum menggembirakan serta kondisi panasnya perpolitikan nasional mungkin akan berdampak pada perekonomian nasional.
Itulah salah satu ujian hidup. Sabar, berjuang, dan terus meminta pertolongan kepada Allah adalah solusinya. Hidup ini memang ujian. Lulus ujian, akan naik “kelas”. Semakin berat ujian, akan semakin tinggi pula derajat seseorang, jika ia lulus.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.”
(QS. Al-Baqarah : 155-156).
Tetapi, dalam banyak ayatnya, al-Quran menjelaskan bahwa ujian terberat dan terpenting yang perlu kita hadapi dan kita siapkan sebaik-baiknya adalah ujian iman. Allah SWT mengingatkan, bahwa tidak akan dibiarkan seseorang mengatakan, ”Aku beriman!” sedangkan dia tidak diuji lagi.
Pasti, semua manusia akan diuji imannya, sehingga dengan ujian itu akan tampak mana iman yang benar dan mana iman yang palsu. Dengan ujian akan ketahuan siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus. Ada tes keimanan. Dengan tes keimanan, akan bisa dibuktikan, mana emas dan mana loyang; mana intan yang asli dan yang palsu. Itulah fungsinya ujian keimanan.
”Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami beriman, sedangkan mereka tidak diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-Ankabut:2-3)
Ujian iman pasti akan ditimpakan kepada siapa saja yang mengaku beriman. Bentuknya bermacam-macam. Ada berupa ujian fisik, seperti dialami para sahabat Nabi saw dan jutaan saudara-saudara kita kaum Muslim lainnya sepanjang sejarah, sampai saat ini. Ada juga yang diuji dengan kenikmatan; dikaruniai akal yang cerdas, wajah yang tampan, fisik yang sempurna, dan harta yang melimpah. Semua itu ujian. Ada juga yang duiuji dengan kemiskinan dan kesulitan hidup.
Ujian terberat adalah ujian pemikiran. Apalagi, di zaman serba internet dan kebebasan informasi. Informasi baik dan buruk bercampuk aduk. Saat ini, kaum Muslimin yang hidup di bawah hegemoni dan cengkeraman peradaban sekular, liberal, dan materialistis.
Mereka dipaksa untuk menelan ide-ide itu – suka atau tidak suka. Paham-paham yang bertentangan dengan Islam dijejalkan ke pikiran kaum Muslim. Paham-paham itu telah menyerbu jantung-jantung pertahanan umat Islam.
Paham-paham menghancurkan keimanan itu terus melancarkan serangan gencarnya dari rumah ke rumah, dari keluarga ke keluarga Muslim. Sampai-sampai sekolah-sekolah, pesantren, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan Islam – yang seharusnya menjadi benteng pertahanan aqidah Islam – juga telah diterjang oleh paham-paham ini.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kuatkan-iman,-menghadapi-tahun-penuh-ujian