Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam acara kunjungan kerja ke Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jawa Timur, 24 Oktober 2020, seorang aktivis dakwah mengusulkan agar Dewan Da’wah menyelenggarakan pendidikan Kader Kristolog. Hal itu mengingat tantangan Kristenisasi yang tak pernah berhenti.
Usulan aktivis dakwah itu tentu menjadi perhatian penting dari pengurus Pusat Dewan Da’wah. Sebab, pendiri Dewan Da’wah, Mohammad Natsir juga menyebut, bahwa Kristenisasi – disamping sekularisasi -- adalah salah satu tantangan dakwah yang perlu diperhatikan dengan serius di era modern ini.
Ilmuwan muslim Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas juga termasuk yang sangat peduli tentang masalah Kristen dan peradaban Barat. Sebab, kaum Kristen dan Yahudi telah berhasil membangun peradaban Barat modern. Peradaban inilah yang sedang memimpin dunia dan menguasai pemikiran umat manusia.
Dalam buku Risalah untuk Kaum Muslimin, (terbit pertama tahun 1973), Prof. Naquib al-Attas mengingatkan: “Bukankah di zaman kita ini pun jelas bahawa orang-orang Yahudi dan Kristian – yang keduanya menjelmakan sifat asasi Kebudayaan Barat – memang tiada rela menerima baik seruan Islam dan kaum Muslimin, melainkan kita jua yang dikehendaki mereka mengikut cara agamanya? – menganuti sikap hidup yang berdasarkan semata-mata keutamaan kebendaan, kenegaraan dan keduniaan belaka. Dan agama dijadikannya hanya sebagai alat bagi melayani hawa nafsu.”
Sayangnya, pemahaman tentang peradaban Barat, tampaknya belum menjadi perhatian serius dari kalangan pondok pesantren. Kajian-kajian oksidentalisme, kristologi, zionisme, dan sejenisnya, belum dianggap sebagai hal sangat penting. Bahkan ada yang menganggap bahwa itu tak perlu. Cukuplah para santri diajari al-Quran dan hadits nabi saja.
Memang benar, umat Islam cukup berpegang kepada al-Quran dan hadits nabi untuk selamat dunia akhirat. Tapi, al-Quran sendiri memerintahkan kita agar memahami kaum Yahudi dan Nasrani. Dalam al-Quran disebutkan, bahwa kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam sampai umat Islam mengikuti “agama” mereka.
Karena itulah, sejak ratusan tahun lalu, kaum misionaris Kristen tak pernah berhenti untuk menjadikan umat Islam sebagai target pemurtadan. Kaum Yahudi Kristen yang sudah liberal pun berusaha menyeret kaum muslim agar mengikuti gaya beragama mereka yang liberal. Berbagai daya upaya mereka kerahkan untuk mengajak atau memaksa umat Islam mengikuti cara mereka beragama.
Lanjut baca,