PERJUANGAN DAN HARAPAN UNTUK PERGURUAN TINGGI ISLAM PERTAMA DI INDONESIA

PERJUANGAN DAN HARAPAN UNTUK PERGURUAN TINGGI ISLAM  PERTAMA DI INDONESIA

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Ada satu kisah menarik tentang pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) yang ditulis dalam buku “Alam Pikiran dan Jejak Perjuangan Prawoto Mangkusasmito” (Jakarta: Kompas, 2014). Bahwa, pada akhir tahun 1944, Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) – gabungan organisasi Islam di zaman Jepang – membuat dua keputusan.

            Pertama, membentuk barisan mujahidin dengan nama Hizbullah. Kedua, mendirikan Perguruan Tinggi Islam dengan nama Sekolah Tinggi Islam. Selanjutnya dibentuk Panitia Perencana STI yang dipimpin Muhammad Hatta.

            STI resmi dibuka pertama kali pada 27 Rajab 1364 Hijriah atau 8 Juli 1945. Itu berarti 41 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI – 17 Agustus 1945. Susunan lengkap pengurus STI adalah: Ketua Badan Wakaf Said Wiratmana Hasan dan sekretaris  Kartosoedarmo. Adapun Ketua Badan Pengurus/Kurator STI dijabat oleh Muhammad Hatta, sekretaris Mohammad Natsir, Rektor KH Abdul Kahar Muzakkir, Sekretaris Mohammad Natsir dan wakil sekretaris Prawoto Mangkusasmito.

            Abdul Kahar Muzakkir menjabat rektor STI – yang tahun 1948 menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) – sampai tahun 1960.  Ia adalah anggota BPUPK dan tahun 2019 dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI. Sedangkan Prawoto Mangkusasmito adalah Ketua Umum Partai Masyumi terakhir.

            Upacara peresmian STI di Gedung Masyumi, Jalan Teuku Umar, dihadiri oleh sejumlah pembesar Jepang, pimpinan Jakarta Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta), dan juga beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Bung Karno. Ketika itu, Abdul Kahar Muzakkir menyampaikan kuliah Ilmiah tentang “Pentingnya Pendidikan Islam”. Abdul Kahar Muzakkir adalah lulusan Universitas al-Azhar Kairo. Ia berjasa besar dalam mengenalkan Indonesia di Mesir dan Timur Tengah, melalui tulisan-tulisannya di jurnal ilmiah di Mesir. Dengan itu, Indonesia dikenal dan diakui kemerdekaannya oleh Mesir.

            Ketika STI didirikan, telah ada sejumlah perguruan tinggi lain, seperti Technishe HOge School (THS, Sekolah Tinggi Teknik) Bandung, Rechts Hoge School (RHS, Sekolah Tinggi Hukum) Jakarta. Dan Geneeskundige Hoge School (GHS, Sekolah Tinggi Kedokteran) Jakarta.

            Tetapi, ketiga perguruan tinggi itu didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dalam rangka Politik Balas Budi. Jadi, STI adalah Perguruan Tinggi pertama yang benar-benar didirikan oleh tokoh-tokoh nasional Indonesia.

Lanjut baca, 

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/perjuangan-dan-harapan-untuk-perguruan-tinggi-islampertama-di-indonesia

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar