SEPENGGAL KISAH PENTING TENTANG PAK NATSIR DAN TIMOR LESTE

SEPENGGAL KISAH PENTING  TENTANG PAK NATSIR DAN TIMOR LESTE

 

Artikel Terbaru ke-1.938

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Sejak berintegrasi dengan Indonesia tahun 1975, masalah Timor Timur terus menjadi isu politik di dunia internasional. Integrasi Timor Timur ke Indonesia itu didukung oleh Amerika Serikat, tetapi tidak diakui oleh PBB. Karena itu sudah menjadi keputusan pemerintah RI, maka Mohammad Natsir pun membela sikap Indonesia itu di dunia internasional.

Pak Natsir membahas masalah Timor Timur dalam Muktamar Islam se-Dunia di Mekkah, pada 7 Desember 1975. Itu hanya tujuh bulan sebelum secara resmi Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia pada 17 Juli 1976.

Timor Timur  merupakan sebuah wilayah bekas koloni  Portugis menjadi sebuah provinsi termuda di Indonesia merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah dijajah selama 450 tahun oleh  Portugal.

Sikap Pak Natsir itu menunjukkan kenegarawanannya. Meskipun hubungannya dengan pemerintah RI ketika itu kurang harmonis, tetapi Mohammad Natsir -- dalam kedudukannya sebagai Wakil Ketua Muktamar Islam Se-Dunia -- turut serta menerangkan kedudukan Indonesia menghadapi kemelut politik di daerah Timor Timur pada pleno badan tersebut di Mekkah pada bulan Desember 1975. Sementara sidang eksekutif Majelis Ta’sisi Muktamar Islam tersebut berlangsung tanggal 7 Desember 1975, berita-berita pers dan radio Saudi menyiarkan jatuhnya kota Dili ke tangan pasukan pro-Indonesia.

Di waktu masalah Timor Timur merupakan masalah gawat di PBB dan di dunia internasional umumnya, diusahakannya agar “Mu’tamar Alam Islam” tampil dengan pernyataan menyokong sepenuhnya pendirian Republik Indonesia. Diadakannya konferensi-konferensi pers antara lain di Pakistan dengan tema: “Kami tidak bisa membiarkan sebagian dari bangsa kami berbunuh-bunuhan di hadapan kami sambil kami berpeluk tangan!”

Setelah Timor Timur berintegrasi ke dalam NKRI, Pak Natsir berpesan kepada para dai Dewan Dakwah, “Ini peluang untuk berdakwah ke Timor Timur!” Pesan Pak Natsir langsung disambut oleh para pengurus Dewan Dakwah untuk mengirimkan para dainya ke Timtim, termasuk Ustadz Syuhada Bahri (Allah Yarham) yang ditugaskan untuk membuka jalan dakwah ke Dili hingga ke pelosok pedalaman Timtim.

Salah satu nasehat yang terus dipesankan oleh Mohammad Natsir kepada para dai adalah tentang kehikhlasan dalam berdakwah. Ikhlas bukan kerja gampang. Ujian keikhlasan bagi para dai sangat besar. Para dai biasanya diuji dengan berbagai tantangan. Biasanya, awalnya berupa tantangan kekurangan materi. Pada tahap ini berbagai tawaran untuk melakukan sesuatu yang bertentangan hati-nuraninya acapkali berdatangan. Misalnya, diminta dukung-mendukung dan puji-memuji orang-orang tertentu yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam.

Lanjut baca,

SEPENGGAL KISAH PENTING TENTANG PAK NATSIR DAN TIMOR LESTE (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait