Artikel ke-1.491
Oleh DR Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Bulan Maret 2023, kembali dikeluarkan daftar negara-negara paling bahagia oleh United Nations Sustainable Development Solutions Network. Dalam daftar World Happiness Report (WHR), tahun 2023, tercatat 137 peringkat negara bahagia.
Dan selama enam tahun berturut-turut, Finlandia menduduki ranking pertama, sebagai negara paling bahagia di dunia. Ada enam variabel utama yang diukur: “healthy life expectancy, GDP per capita, social support, low corruption, generosity in a community where people look after each other and freedom to make key life decisions.” (https://edition.cnn.com/travel/article/world-happiest-countries-2023-wellness/index.html).
Berikut daftar 20 negara yang disebut sebagai paling bahagia di dunia: (1) Finlandia (2) Denmark, (3) Islandia (4) Israel (5) Belanda (6) Swedia (7) Norwegia (8) Swiss (9) Luksemburg (10) Selandia Baru (11) Austria (12) Australia (13) Kanada (14) Irlandia (15) Amerika Serikat
(16) Jerman (17) Belgia (18) Republik Ceko (19) Inggris (20) Lithuania.
Tahun 2023, peringkat Indonesia cukup lumayan, yaitu berada di urutan ke-84 dari 137 negara yang diteliti. Posisi ini sama dengan peringkat tahun 2020 lalu. Peringkat Indonesia ini, masih di bawah Singapura (25), Malaysia (55), Thailand (60), Vietnam (65), dan Filipina (76).
Peringkat Indonesia yang ke-84 itu memang cukup memprihatinkan. Ini perlu menjadi bahan introspeksi. Enam kriteria utama penilaian itu patut dicermati satu persatu. Sebab, Indonesia adalah bangsa muslim terbesar di dunia, yang selama ini membanggakan diri sebagai bangsa yang ramah dan suka menolong.
Budaya tolong menolong ini dijadikan sebagai salah satu kriteria penilaian. Orang Indonesia dikenal dermawan, suka menolong pada sesama. Mungkin yang cukup berat adalah kriteria tingkat korupsi. Seperti dikemukakan oleh Prof. Mahfud MD, korupsi di Indonesia sudah tergolong parah. Ini menjadi pekerjaan rumah serius bagi pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.
Kita bisa saja mengkritik kriteria negara bahagia itu. Misalnya dari angka konsumsi obat penenang dan alkohol. Sebuah berita menyebutkan tingginya angka kematian akibat ketergantungan obat di Finlandia: “In 2020, 258 people died as a result of drugs. This was more than the number of traffic-related deaths, standing at 223. According to the latest European Drug Report, Finland had the most drug-related deaths among people under 25 that year, compared to the rest of the European Union, Norway, and Turkey. The number of drug-related deaths has been growing at an alarming rate, almost doubling since the turn of the century.”
(https://www.sininauhasaatio.fi/tarinat/drug-consumption-rooms-in-finland/).
Menurut survei Gallup, tahun 2011, ada 27 persen masyarakat Finlandia yang percaya kepada Tuhan Kristen. Tetapi, tidak lebih dari 21 persen yang menyatakan, bahwa mereka tidak percaya kepada Tuhan. Tingkat kehadiran ke Gereja bervariasi dari 4 – 14 persen setiap bulan. Sebanyak 10-24 persen masyarakat Finlandia sama sekali tidak pernah ke Gereja. Dan sebanyak 21-36 persen, datang ke Gereja kurang dari sekali, setiap tahun.
Lanjut baca,