INI PENGAKUAN PAUS TENTANG AL-QURAN DAN BIBLE

INI PENGAKUAN PAUS TENTANG AL-QURAN DAN BIBLE

Artikel Terbaru ke-1.915

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Pada 17 Januari 2006, Surat Kabar ‘New York Sun’, menurunkan tulisan Daniel Pipes, berjudul “The Pope and the Koran” (Paus dan al-Quran). Daniel Pipes, yang dikenal sebagai ‘ilmuwan garis keras’ dalam memandang Islam, mengungkap pernyataan Paus Benediktus XVI tentang al-Quran, dalam sebuah seminar tentang pemikiran Fazlur Rahman, pada September 2005.

            Paus, seperti dikutip Pipes, dari Pastor Joseph D. Fessio, menyatakan, bahwa dalam pandangan tradisional Islam, Tuhan telah menurunkan kata-kata-Nya kepada Muhammad, yang merupakan kata-kata abadi. Al-Quran sama sekali bukan kata-kata Muhammad. Karena itu bersifat abadi, sehingga tidak ada peluang untuk menyesuaikannya dengan kondisi dan situasi atau menafsirkannya kembali. (There's no possibility of adapting it or interpreting it).

            Menurut Paus, sifat al-Quran yang semacam itu,  memiliki perbedaan utama dengan konsep dalam Yahudi dan Kristen. Pada kedua agama ini, kata Paus, Tuhan bekerja melalui makhluknya. Maka, kata-kata dalam Bible, bukan hanya kata-kata Tuhan, tetapi juga kata-kata Isaiah, kata-kata Markus. Dalam istilah Paus, “Tuhan menggunakan manusia dan memberikan inspirasi kepada mereka untuk mengungkapkan kata-katanya kepada manusia. (He's used His human creatures, and inspired them to speak His word to the world).

Karena itu, menurut Paus, kaum Yahudi dan Kristen, dapat mengambil apa yang baik dalam tradisi (kitab) mereka dan menghaluskannya. Jadi, kata Paus, dalam Bible itu sendiri ada logika internal yang memungkinkan untuk disesuaikan dan diaplikasikan sesuain dengan situasi dan kondisi yang baru. (There is, in other  words, "an inner logic to the Christian Bible, which permits it and requires it to be adapted and applied to new situations."). Dalam istilah Paus, Bible adalah “kata-kata Tuhan yang turun melalui komunitas manusia.”

Menurut Paus, karena sifat al-Quran yang seperti itu, maka al-Quran tidak dapat diubah dan tidak dapat diaplikasikan (something dropped out of Heaven, which cannot be adapted or applied). Sifat yang tetap dan tidak berubah dari al-Quran itu, kata Paus, memiliki dampak besar, yakni bahwa Islam adalah agama yang tetap (statis), yang terpaku pada satu teks yang tidak dapat diadaptasikan. (This immutability has vast consequences: it means "Islam is stuck. It's stuck with a text that cannot be adapted).

            Demikian pandangan Paus dan Pipes tentang al-Quran dan Islam.   Pandangannya tentang al-Quran, pada satu sisi, memberikan pengakuan bahwa ada perbedaan yang mendasar antara konsep al-Quran sebagai Kalamullah, dengan konsep Bible sebagai ‘firman Tuhan’, yang mengandung unsur manusiawi.

            Gambaran Paus tentang al-Quran dan Islam, itu terlalu sederhana. Bahwa, seolah-olah semua ajaran Islam dan penafsiran terhadap al-Quran adalah statis dan sama sekali tidak berubah. Padahal, faktanya tidak begitu.

 

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ini-pengakuan-paus-tentang-al-quran-dan-bible

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait