Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pagi hari ini, Jumat (18/2/2022), keluarga besar Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia mendapat kabar duka. Senior dan guru kami, Ustadz Syuhada Bahri dipanggil Allah SWT, sekitar pukul 04.00 dini hari. Segera berita duka itu menyebar ke seluruh pelosok tanah air, bahkan ke seluruh penjuru dunia. Berbagai group WA dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dan doa.
Dari Malaysia, misalnya, Ketua YADIM (Yayasan Dakwah Islam Malaysia), Tuan Nasrudin Hasan, mengirim pesan: “Salam Takziah dari kami seluruh warga YADIM buat ahli keluarga Almarhum dan juga Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia atas pemergian Ustadz Syuhada Bahri. Tentu sahaja ia menjadi satu kehilangan besar kepada dunia Islam khasnya Indonesia…”
Dalam beberapa jam saja, sudah tidak terhitung lagi jumlah salam takziyah atas wafatnya Ustadz Syuhada Bahri. Salah seorang pengurus Masjid Istiqlal mengirim pesan kepada saya, bahwa akan diadakan shalat untuk Ustadz Syuhada setelah shalat Jumat di Masjid Istiqlal. Ada kabar juga di tempat lain akan diadakan shalat.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Radio Dakta menelepon saya, meminta komentar tentang sosok Ustadz Syuhada Bahri. Saya sampaikan, bahwa beliau adalah sosok dai teladan yang menjadi contoh dan menjadi inspirator bagi kami di Dewan Da’wah. Darah yang mengalir dalam tubuh Ustadz Syuhada itu adalah “darah dakwah”. Sampai akhir hayatnya, yang dipikirkan dan dikerjakan adalah aktivitas dakwah.
Bahkan, aktivitas utama Dewan Da’wah, yaitu dakwah di berbagai pelosok daerah, tidak bisa dipisahkan dari kiprah dan pemikiran Ustadz Syuhada. Beliau termasuk salah satu kader terbaik dari Bapak Mohammad Natsir, yang punya kekhasan dalam penguasaan dakwah pedalaman dan berbagai aktivitas dakwah lainnya. Penguasaan Ustadz Syuhada terhadap kondisi lapangan di berbagai pelosok daerah, memudahkan beliau melakukan koordinasi dakwah, sampai ke pelosok-pelosok daerah.
Tetapi, bukan hanya itu. Ustadz Syuhada juga seorang pemikir dan konseptor dakwah. Beliau banyak membina kader-kader dai kampus. Program Kaderisasi 1000 Ulama Dewan Da’wah lahir di masa kepemimpinan beliau. Ketika itu saya mendampingi beliau sebagai salah satu ketua bidang Ghazwul Fikri. Program ini telah melahirkan 70 doktor dan lebih dari 250 master, dengan pembiayaan dari Baznas.
Saya menjadi saksi, Ustadz Syuhada pula yang menandatangani kerjasama Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dengan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk pendidikan calon-calon guru agama tingkat S2. Jadi, dibuka kelas khusus: Kelas Dewan Da’wah di UPI. Program ini berlangsung sampai tiga angkatan.
Ustadz Syuhada juga dikenal memiliki kemampuan retorika dakwah yang sangat baik. Tutur katanya teratur. Nada suaranya berwibawa. Intonasinya tepat mengikuti pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Tapi lebih dari itu, beliau bukan sekedar penceramah hebat. Beliau adalah seorang dai, yang pesan-pesan dakwah mengalir dari dalam hatinya. Karena itulah, tak heran, jika beliau banyak digandrungi ceramahnya.
Siang ini jenazah Ustadz Syuhada dishalatkan di Masjid al-Furqan Dewan Da’wah. Hadir antara lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Ketua MPR Zilkifli Hasan, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof. Hamdan Zulfa, serta banyak tokoh umat lainnya.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/selamat-jalan-ustadz-syuhada-bahri,-ustadz-teladan